Foto Dwi Nurcahyati Wisudawati Terbaik UM Surabaya (Humas)
Dwi Nurcahyati mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Surabaya terpilih menjadi wisudawan terbaik dengan IPK sempurna 4.0. Bukan hanya meraih IPK tertinggi gadis asal Denpasar Bali ini rupanya menyelesaikan studinya 3,5 tahun. Perempuan yang akrab di sapa Dwi tersebut rupanya memiliki sejumlah prestasi di berbagai kompetisi tingkat regional hingga nasional.
Mengambil Program Studi (Prodi) PG PAUD Dwi pernah menyabet juara 3 membuat permaianan edukatif (SAPERE AUD), 2 kali Juara tari kreasi tradisional yang diselenggarakan UAD Yogyakarta dan Umsida secara berkelompok, juara 3 APE yang diselenggarakan Universitas PGRI Madiun.
“Ketika mengetahui IPK saya 4 dan menjadi yang terbaik jujur saya kaget. Ini tidak pernah saya bayangkan sebelumnya,”tutur Dwi Sabtu (29/10/22)
Menurut Dwi ia merupakan mahasiswa penerima beasiswa unggulan Kementrian dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mendapatkan fasilitas pendidikan secara gratis mulai dari biaya pendidikan, biaya hidup dan biaya buku.
Dwi mengaku bahwa dirinya setelah lulus SMA tidak langsung melanjutkan studi karena persoalan biaya. Ia mengajar di TK Aisyiyah Denpasar selama 2 tahun.
“Setelah lulus ini sudah saatnya kembali dan mengabdi. Saatnya mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh di UM Surabaya,”kata Dwi.
Gadis kelahiran 1997 tersebut membagikan sejumlah tips belajar yang biasanya ia lakukan sehingga mengantarkan dirinya meraih IPK sempurna 4,0. Selain aktif dan dekat dengan dosen Dwi mengaku bahwa dirinya selaku berpikir yang tidak pernah terpikirkan orang lain.
“Karena jurusan saya PAUD, kebetulan saya sangat suka membuat inovasi pembelajaran untuk anak-anak mungkin itu salah satunya,”tutur Dwi.
Kemudian yang sering saya lakukan adalah disiplin belajar khususnya mempelajari sesuatu hal yang baru, tidak menunda-nunda tugas yang diberikan, sering bertanya ketika dosen membuka sesi tanya jawab dan aktif menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan oleh dosen.
“Bertanyalah segala sesuatu apa yang tidak diketahui, artinya bukan bertanya untuk mencari perhatian,”kata Dwi sembari tertawa.
Selanjutnya, tips yang lain Dwi berusaha membagi waktu antara kegiatan akademik, organisasi lomba serta kegiatan lain yang mammpu mengembangakan skill. Di organisasi Dwi mengikuti organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Wakil Ketua Hima PAUD.
Di tengah padatnya aktivitas Dwi juga masih menyempatakan jualan online sebagai tabungan tambahan dan sempat berjualan es krim. Namun berjualan es krim tidak bertahan lama karena menyita kefokusannya selama berkuliah.
Dalam menyelesaikan tugas akhir Dwi mengambil judul “Pengaruh Pembelajaran Home Care Terhadap Daya Pikir Kelompok B pada Masa Pandemi Covid-19 di TK Aisyiyah Busthanul Athfal 3 Denpasar Barat”.
Di akhir paparannya ia berpesan untuk para mahasiswa yang lain.
“Janganlah mengejar angka, namun kejarlah ilmu, karena ilmu pasti kekal,”pungkas dia.
(0) Komentar