Foto mahasiswa UM Surabaya saat malam refleksi dan doa bersama (Humas)
Ribuan mahasiswa baru Universitas Muhamamdiyah Surabaya (UM Surabaya) menggelar aksi doa bersama terkait tragedi Kanjuruhan Malang yang memakan ratusan korban jiwa. Aksi doa bersama tersebut digelar pada saat penutupan Mastama, Ordik UKM Expo (MOX) di halaman UM Surabaya pada Minggu (2/10/22)
Rektor UM Surabaya Sukadiono dalam sambutannya juga memberikan tanggapan terkait insiden kejadian tersebut.
“Sebagai sesama saudara, kami merasa sangat prihatin dengan kejadian tersebut. Yang menjadi catatan jangan saling mengkambinghitamkan satu sama lain. Semuanya harus melakukan intropeksi dan evaluasi,”tutur Suko dihadapan ribuan mahasiswa.
Suko juga berpesan kepada ribuan mahasiswa bahwa menjadi supporter itu menjadi hal biasa. Tapi menjadi supporter yang terlalu fanatik juga tidak baik.
“Kita harus belajar dan mengedukasi diri kita sendiri bagaimana menjadi supporter yang baik. Dan saya sangat berharap bahwa kejadian ini adalah kejadian terakhir dan tidak akan terulang,”imbuhnya lagi.
Suko juga menegaskan, sebagai aparat harus benar-benar memahami penanganan kejadian seperti ini karena jika tidak benar-benar dipahami bisa berakibat fatal seperti yang terjadi hari ini.
“Malam ini kita akan menggelar doa bersama, semoga saudara-saudara kita yang telah berpulang diberikan tempat sebaik-baiknya,”tegasnya.
Aksi doa bersama ini juga diikuti oleh puluhan mahasiswa yang membentangkan poster dengan tulisan diantaranya: nyawa lebih berharga dari sepak bola, duka untuk kita semua, fanatisme tak boleh renggut nyawa, sepakbola hanyalah permainan, tapi nyawa bukan, sepak bola bawa suka bukan duka, 1 nyawa lebih berharga dari apapun dan duka cita Kanjuruhan duka cita Indonesia.
(0) Komentar