Marisa Nasaris, Mahasiswa Baru UM Surabaya Peraih Beasiswa Difabel Asal Pulau Terjauh Golowelu NTT

  • Beranda -
  • Berita -
  • Marisa Nasaris, Mahasiswa Baru UM Surabaya Peraih Beasiswa Difabel Asal Pulau Terjauh Golowelu NTT
Gambar Berita Marisa Nasaris, Mahasiswa Baru UM Surabaya Peraih Beasiswa Difabel Asal Pulau Terjauh Golowelu NTT
  • 26 Sep
  • 2022

Foto Marisa Nasaris memakai kursi roda saat pembukaan MOX UM Surabaya (Humas)

Marisa Nasaris, Mahasiswa Baru UM Surabaya Peraih Beasiswa Difabel Asal Pulau Terjauh Golowelu NTT

Marisa Nasaris Murti penerima beasiswa difabel asal Golowelu NTT resmi dinyatakan sebagai mahasiswa baru UM Surabaya Angkatan 2022. Maria diterima sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika.

Rasanya masih bermimpi, Maria terlihat matanya berkaca-kaca. Ia masih tak percaya bisa bergabung diantara 2035 mahasiswa baru lainnya saat berlangsung pembukaan Mastama, Ordik dan UKM Expo (MOX) di halaman UM Surabaya, Senin (26/9/22)

“SD sampai SMP saya sekolah di NTT. Kemudian untuk bisa melanjutkan sekolah SMA sederajat saya harus mencari sekolah yang ramah disabilitas. Akhirnya saya pindah ke Malang dan bersekolah di SMK Bakti Luhur jurusan keperawatan sosial,”tutur Maria.

Motivasinya untuk terus bersekolah membuat dirinya tak pernah putus asa di tengah keterbatasan yang dialaminya. Menurutnya jurusan Teknik Informatika yang diambil di UM Surabaya bukan tanpa alasan.

“Saya dari kecil mengalami Tunadaksa tidak bisa berjalan. Jadi harus menggunakan kursi roda. Jurusan Teknik Informatika ini harapannya akan menjadi peluang bagi diri saya kedepan untuk mendapatkan kerja,”katanya lagi.

Menurutnya lulusan Teknik Informatika memiliki banyak peluang bekerja di rumah dibandingkan dengan jurusan yang lain. Tentu hal tersebut akan membantu dirinya di tengah keterbatasan yang dijalani.

“Awalnya saya cari di google kampus yang ramah disabilitas. Setelah muncul nama UM Surabaya langsung saya putuskan ke Surabaya dan mencari informasi. Setelah melakukan pendaftaran dan melakukan tes online dan seleksi wawancara puji Tuhan saya dinyatakan lolos,”imbuh Maria.

Maria mengaku bahwa kondisi yang terbatas dan usia orang tua yang sudah tua memacu dirinya untuk terus bersungguh-sungguh belajar. Meski tidak selalu menjadi yang terbaik, ia berhasil melampaui setiap jenjang pendidikan dengan lancar dengan nilai yang baik.

“Mudah-mudahan ini sedikit membahagiakan dan meringankan bapak dan ibu yang sampai sekarang terus mensupport,”katanya.

Kini saatnya, bagi Maria memanfaatkan kesempatan yang diperolehnya. Dengan kuliah dan fasilitas gratis, ia bertekad bisa belajar dengan sebaik-baiknya di UM Surabaya dan menyelesaikan tepat waktu membawa gelar sarjana.

Menurutnya yang terus membuat dirinya bersemangat adalah perjuangan orang tua, yang selalu mensupport dalam setiap kondisi.

“Terus berjuang dan jangan patah semangat apapun kondisinya. Tuhan akan berikan jalan bagi mereka yang berusaha,”pungkas Maria.