Lima Kali Gagal Masuk FK, Maya Rafida Raih Nilai Tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

  • Beranda -
  • Berita -
  • Lima Kali Gagal Masuk FK, Maya Rafida Raih Nilai Tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
Gambar Berita Lima Kali Gagal Masuk FK, Maya Rafida Raih Nilai Tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
  • 15 Mar
  • 2023

Maya Rafida Peraih Nilai Tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) (Humas)

Lima Kali Gagal Masuk FK, Maya Rafida Raih Nilai Tertinggi pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

Maya Rafida kembali menorehkan prestasi membanggakan, selain pernah mendapatkan hasil cumlaude pada jenjang S1, ia juga cumlaude pada jenjang profesi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,81. Rupanya perempuan kelahiran Sumenep Madura Jawa Timur ini juga berhasil meraih peringkat 1 pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) tingkat universitas. Pada CBT tingkat nasional ia berhasil menduduki peringkat 6.

Maya panggilan akrabnya mengatakan, banyak sebagian mahasiswa kedokteran meyebut ujian OSCE adalah salah satu ujian yang paling sulit, sehingga dibutuhkan persiapan tertentu sebelum menjalani ujian. Menurutnya dalam mempersiapkan OSCE paling baik dilakukan dengan membentuk kelompok belajar dengan 2 atau 3 orang teman. Saat ditanya mengenai metode belajar ala dirinya, Maya mengaku ia menerapakan sistim memahami bukan menghapal.

“Banyak peserta gagal ketika OSCE lantaran mereka sekadar menghapalkan gejala, pemeriksaan dan terapi. Ketika soal atau situasi OSCE diubah langsung bingung,”kata Maya Rabu (15/3/23)

Dalam penjelasannya, Maya juga membagikan sejumlah tips agar lulus OSCE dengan nilai membanggakan. Menurutnya hal pertama yang ia lakukan adalah sering berlatih. Dengan berlatih seseorang akan semakin mudah me-recall apa yang sudah dipelajari saat ujian. Ia mengatakan dalam melakukan latihan bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti belajar dari video-video youtube tentang bagaimana melakuakan prosedur terkait dengan benar, belajar dari buku juga dapat membantu memantapkan kemampuan pemeriksaan dan penalaran kita.

“Jangan lupa juga untuk belajar checklist atau referensi yang dirujuk oleh dosen, karena itu juga yang akan dijadikan rujukan penilaian,”imbuhnya lagi.

Tips kedua adalah ingat semua prosedur, termasuk cuci tangan. Sebagai peserta ujian penting memahami checklist jika ada atau seminimalnya langkah-langkah pemeriksaan dan pengerjaan yang lege artes dan sesuai dengan literatur-literatur.  Menurutnya cuci tangan acapkali dijadikan indikator oleh penguji bahwa peserta ujian memulai mengerjakan prosedur dan soal dengan baik dan tepat.

“Saat praktik, kalian akan semakin paham bahwa cuci tangan sangat penting, salah satunya untuk mencegah infeksi yang ditularkan dari tenaga kesehatan kepada pasien,”tegas Maya lagi

Tips terakhir yang ia terapkan adalah tenang dan yakin. Salah satu kunci OSCE yang harus ditekankan dalam diri secara khusus adalah tenang dan yakin, karena kepanikan seringkali menyerang saat berada di dalam ruang ujian maupun saat membaca soal. Dengan panik, seseorang akan lebih mudah melupakan langkah-langkah yang sudah dilatih atau direncanakan sebelumnya. Akhirnya, malah jadi tidak fokus untuk mengerjakan soal dan keadaan yang ada di hadapan kita dalam waktu yang sangat singkat.

Lima Kali Gagal Masuk FK

Rupanya dibalik capaian yang telah diraih, Maya mengaku bahwa ia sempat gagal lima kali saat masuk Fakultas Kedokteran. Ia pernah ditolak 5 kampus dan sempat membuatnya down, dan percobaan ke 6 ia baru berhasil dan diterima di UM Surabaya. Ketertarikannya pada dunia kesehatan memang sudah sejak dari kecil. Ia mengaku memang memiliki cita-cita menjadi dokter dan hal tersebut juga didukung oleh support orang tua.

“Jadi sewaktu kecil saya sering menyaksikan kejadian orang-orang sakit dan berobat di puskesmas dekat rumah, saya selalu penasaran dengan sakit yang ia alami,”kenang Maya.

Menurutnya, latar belakang keluarganya juga tidak ada dari orang kesehatan, dan itu semakin membuatnya mantap untuk masuk kedokteran. Saat ditanya kenapa harus jurusan dokter, Maya menjawab, menurutnya menjadi dokter bisa menyalurkan jiwa sosial. Dengan menolong orang lain, menjadi perantara menyembukan penyakit tentu akan memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Menurutnya juga dengan menjadi dokter akan mendatangkan banyak manfaat bagi orang lain dan diri sendiri.

“Saya meyakini profesi ini akan selalu dibutuhkan, tak peduli seperti apa perkembangan zaman. Peluang untuk menjadi dokter akan selalu terbuka karena perannya di dunia selalu dibutuhkan banyak orang,”pungkas Maya.