Komitmen terhadap Pemberdayaan, UM Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kampus Inklusi

  • Beranda -
  • Berita -
  • Komitmen terhadap Pemberdayaan, UM Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kampus Inklusi
Gambar Berita Komitmen terhadap Pemberdayaan, UM Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kampus Inklusi
  • 31 Mar
  • 2022

Foto penyerahan penghargaan kepada UM Surabaya oleh MPM PP Muhammadiyah (Dok: Humas)

Komitmen terhadap Pemberdayaan, UM Surabaya Raih Penghargaan sebagai Kampus Inklusi

Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mendapatkan penghargaan sebagai kampus inklusi yang ramah difabel dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Penghargaan tersebut diberikan langsung kepada rektor UM Surabaya pada acara seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 di Gedung At-Tauhid Tower Kamis (31/3/22)

“UM Surabaya sampai saat ini masih terus komitmen dalam memberikan akses pendidikan bagi kelompok disabilitas melalui program difabel berdaya. Tak hanya itu berbagai program dan penelitian masyarakat yang ditujukan dalam mengentaskan kemiskinan dan wujudkan kesejahteraan juga telah dilakukan,”papar M Yamin selaku Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM).

Ia menambahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada UM Surabaya yang terus berkomitmen dalam meneguhkan pemberdayaan masyarakat yang telah memiliki basic keagamaan dan keilmuan yang kokoh.

“Dan hari ini saya melihat UM Surabaya sebagai kampus Muhammadiyah pertama yang menjadi pelopor sebagai sinergitas gerakan dakwah Muhammadiyah bidang sosial kemasyarakatan ,”katanya lagi.

Sementara itu Sukadiono rektor UM Surabaya menegaskan, universitas akan terus berkomitmen dalam pendampingan rumah baca binaan ortom, komunitas cahaya bunda, rumah binaan yustisia dan Persatuan Sepak Bola Amputasi Surabaya (Persas) yang hingga hari ini masih terus didampingi.

“UM Surabaya akan terus menjadi universitas yang ramah terhadap difabel, UM Surabaya akan terus menyelenggarakan pendidikan yang berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia serta nilai-nilai keagamaan yang sesuai dengan persyarikatan Muhammadiyah,”jelas Suko.

Di akhir keterangannya ia berharap agar perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Indonesia semakin inovatif dan terbuka agar hak kaum difabel dalam memperoleh pendidikan di perguruan tinggi dapat terpenuhi dan tentunya membutuhkan perencanaan yang matang agar menjadi kampus inklusi.