Asep Budiyanto Mahasiswa UM Surabaya (Humas)
Asep Budiyanto mahasiswa asal Pekalongan Jawa Tengah memiliki kehidupan yang menginspirasi, pasalnya sejak jadi mahasiswa Asep sudah mengajar mengaji kelompok ibu-ibu dan anak-anak. Putri pasangan Khairun dan Nur Azizah ini rupanya memiliki hidup yang getir sebelum ia mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Muhamamdiyah Surabaya (UM Surabaya)
Asep mengaku hendak berhenti melanjutkan SMA karena kendala biaya, menurut penuturannya ayahnya bekerja sebagai buruh kuli dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Setelah lulus dari SMP Asep sudah bekerja di konveksi Pekalongan khusus pembuatan celana jeans dan daster. Sebagai sosok yang aktif di masjid Asep mendapatkan rekomendasi untuk lanjut SMA dengan syarat harus tinggal di Panti Asuhan Putra Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Pondok Pesantren Muhammadiyah Mifathul Ulum.
Rupanya saat tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Asep sudah mengajar anak-anak warga sekitar, berkah kegigihannya itulah Asep mendapatkan tawaran kuliah di UM Surabaya dan masuk di Mahad Umar bin Khattab jurusan bahasa arab selama dua setengah tahun. Kemudian ia kembali mengambil jurusan Al Al Ahwal As Syahsiyah. Saat menjadi mahasiswa di Surabaya ia tinggal bersama seorang dermawan yang mau membiayai kuliahnya, ia juga membantu bekerja di tempat tersebut di sebuah kantor notaris.
Saat ditanya mengenai aktifitasnya mengajar ibu-ibu Asep mengaku bahwa ia mengajar mengaji qoriah setiap satu minggu sekali, sementara untuk mengajar mengaji untuk anak-anak ia lakukan dari rumah ke rumah.
“Untuk mengajar ngaji untuk anak-anak saya lakukan setiap hari karena permintaan orang tua, jadi dari satu rumah ke rumah yang lain, dan itu ada 8 rumah,”ujar Asep.
Saat ditanya mengenai apa yang akan dilakukan setelah lulus, Asep akan melanjutkan studi lagi S2 dan mencari beasiswa.
“Bagiamanapun kondisinya semoga selalu bisa bermanfat untuk orang lain,”kata Asep.
Rupanya dalam menyelesaikan tugas akhir, Asep berhasil lulus tanpa skripsi karena ia menulis jurnal dengan judul “Penerbitan Kartu Keluarga bagi Nikah Siri Perspektif Al-Maslahah Al-Mursalah”.
(0) Komentar