Gagas Media Pembelajaran Berbasis ESP32 untuk Tunagrahita, Mahasiswa UM Surabaya Raih Juara Pertama

  • Beranda -
  • Berita -
  • Gagas Media Pembelajaran Berbasis ESP32 untuk Tunagrahita, Mahasiswa UM Surabaya Raih Juara Pertama
Gambar Berita Gagas Media Pembelajaran Berbasis ESP32 untuk Tunagrahita, Mahasiswa UM Surabaya Raih Juara Pertama
  • 16 Mar
  • 2022

Foto Desy Patmawati dan tim (Dok: Science community)

Gagas Media Pembelajaran Berbasis ESP32 untuk Tunagrahita, Mahasiswa UM Surabaya Raih Juara Pertama

Kompetisi tingkat nasional berhasil dimenangkan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Prodi Matematika Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Desi Patmawati, Anggita Damarani dan R Amirur Rajif.

Dengan menggagas tema Pecahan Air (PAIR) sebagai media pembelajaran berbasis ESP32 dan smartphone untuk siswa tunagrahita ia berhasil meraih juara pertama dengan skor total 192,6 pada Maption 2022. Senin (14/3/22)

“Berawal dari kurang minatnya siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) dalam pembelajaran matematika yang masih menggunakan media konvensional dalam pembelajaran, membuat siswa mudah bosan dan sulit memahami,”papar Desy dalam keterangan tertulis.

Desy menjelaskan keunggulan dari media Pecahan Air (PAIR) menggunakan media air dan sistem tertanam berbasis ESP32 sebagai pemroses l/O yang terintegrasi dengan smartphone sebagai media pembelajaran aplikasi smartphone PAIR.

“Aplikasi ini terdiri dari berbagai macam pilihan bilangan pecahan yang kemudian saat ditekan akan mengirimkan perintah ke alat untuk mengeluarkan sejumlah air sesuai dengan bilangan pecahan yang dipilih oleh siswa,”katanya lagi.

Ia berharap media PAIR yang digagas oleh timnya dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran matematika dan dapat dikembangkan mengikuti perkembangan zaman.

Sementara itu Ratno Abidin Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan mengapresiasi capaian yang telah diraih oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika tersebut.

“Saya berharap apa yang sudah diraih oleh mahasiswa tidak menjadi akhir, justru harus menjadi pemantik untuk terus meningkatkan prestasi baik itu di tingkat regional, nasional maupun internasional. Harapannya prestasi yang sudah baik ini akan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswa yang lain,”pungkasnya.