Festival Literasi Semeru (FLS) Ajarkan Anak Peduli Lingkungan Lewat Mendongeng

  • Beranda -
  • Berita -
  • Festival Literasi Semeru (FLS) Ajarkan Anak Peduli Lingkungan Lewat Mendongeng
Gambar Berita Festival Literasi Semeru (FLS) Ajarkan Anak Peduli Lingkungan Lewat Mendongeng
  • 24 Mar
  • 2022

Foto anak-anak saat mendengarkan dongeng cinta lingkungan (Dok: Humas)

Festival Literasi Semeru (FLS) Ajarkan Anak Peduli Lingkungan Lewat Mendongeng

Serangkaian Festival Literasi Semeru (FLS) Universitas Muhammadiyah Surabaya ( UM Surabaya) 2022 mengusung konsep Sekolah Alam.

Konsep ini diusung untuk memberikan pesan kepada khalayak melalui serangkaian agenda yang melibatkan anak-anak lereng Gunung Semeru, melalui berbagai kegiatan edukatif.

Penanggung Jawab Program Sekolah Alam, Thoat Stiawan menuturkan, ada tiga agenda yang dilakukan dalam beberapa pos. Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan melewati beberapa pos dengan rintangannya masing-masing.

"Di pos 1 siswa mendengarkan  story telling melalui boneka tangan tentang pentingnya menjaga alam dan dampak jika manusia merusak alam, sementara di pos 2 siswa melukis alam, dan pos 3 atau terakhir adalah menanam,"ujar Thoat.

Thoat menjelaskan pesan-pesan dalam cerita yang diceritakan seperti dilarang membuang sampah sembarangan, dilarang menebang pohon, sekaligus berbagai program untuk tingkatkan aspek kognitif dan psikomotorik anak-anak Lereng Semeru agar lebih mencintai alam"

Semenatara itu, Project Director FLS UM Surabaya 2022, Radius Setiyawan menyampaikan edukasi ini diberikan agar kesadaran untuk merawat lingkungan hidup dan melawan perubahan iklim tertanan sejak dini.

"Ini adalah tanggung jawab semua pihak, tak terkecuali warga terdampak erupsi semeru", tuturnya.

Agenda yang diikuti 23 anak-anak warga Lereng Semeru ini memberikan kesan mendalam.

Rafael Maulana Ibra, peserta Sekolah Alam Raya yang juga siswa kelas 6 SD Sumbermujur  sangat terkesan terkait adanya sekolah alam dengan pembelajaran yg menarik.

"Saya diajarkan melindungi hutan dan menjaga lingkungan hidup dengan berbagai agenda yang seru, seperti mendengar dongeng (story telling), kuis tebak gambar yg berhubungan dengan lingkungan,"ucapnya.

Menurutnya sekolah alam lebih seru daripada sekolah di kelas karena diajarkan nilai kebabasan dan bertualang.

Semenatara itu siswi kelas 7 MTS Sumbermujur, Asyifaul Jannah mengatakan, pesan menjaga hutan dengan berbagai macam agenda yang tidak seperti diajarkan teori di kelas namun lebih aspek praktik.

"Pengalaman yang seru ini akan saya ceritakan kepada teman-teman, dan semangat menjaga lingkungan ini akan terus kami lakukan" ujarnya.