Rektor UM Surabaya saat meninjau pameran produk inovasi di halaman kampus (Humas)
Sebanyak 18 alat Teknologi Tepat Guna (TTG) dan 41 produk inovasi buatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) dipamerkan usai produk tersebut diaplikasikan di sejumlah wilayah seperti Surabaya, Gresik, Mojokerto dan Tuban.
Pada tahun ini produk inovasi yang dihasilkan mahasiswa KKN sangat beragam, pasalnya inovasi tersebut tidak hanya berkutat pada produk makanan atau kecantikan. Mengusung tema “Action for Greener Future". KKN ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam menerapkan konsep ECO-living.
Rektor UM Surabaya Sukadiono dalam sambutan Expo penutupan mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada mitra yang telah bekerjasama dengan UM Surabaya.
“Kami atas nama UM Surabaya berterima kasih atas fasilitas yang diberikan kepada anak-anak kami selama 1 bulan penuh,”ujar Suko.
Menurut Suko, tanpa bantuan dari bapak ibu mitra sekalian, UM Surabaya tidak akan bisa melaksanakan KKN dengan lancar, dengan segala kelapangan dan keikhlasan sehingga mahasiswa bisa belajar dalam mengimplementasi ilmu kepada masyarakat.
Suko mengatakan, KKN adalah program yang sangat luar biasa, bagaimana mahasiswa diajari berinteraksi dengan masyarakat, berkomunikasi dengan masyarakat, membangun berbagai jejaring dengan beragam masyarakat. Contohnya Masyarakat Semampir mungkin berbeda dengan Mulyorejo.
Dalam sambutannya, Suko berpesan kalau kita ingin dihargai orang, hargailah orang lain. Kalau ingin didengar ketika berbicara dengan orang lain, dengarlah orang lain. Itulah karakter
“Jadi bagaimana kita belajar komunikasi, interaksi, dan negosiasi dengan setiap orang. Pertama integritas dan komunikasi, jika ingin jadi pemimpin hebat,”imbuhnya lagi.
Menurut Suko KKN ini yang penting adalah kebermanfaatan bagi masyarakat sehingga jangan setelah KKN langsung selesai. Harus ada kebersinambungan.
“Mudah-mudahan puluhan karya dari mahasiswa KKN ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Kalau bisa ada evaluasi dari LPPM. Mahasiswa juga, kalau bisa berkunjung, bersilaturahmi lagi ke desanya,”pungkasnya.
(0) Komentar