I-Stockphoto
Kasus viral seorang siswa yang digunduli oleh gurunya lantaran rambutnya kutuan menjadi sorotan publik dan menimbulkan berbagai perdebatan. Terkait hal tersebut, Vella Rohmayani selaku dosen prodi S.Tr Teknologi Laboratorium Medis memberikan tanggapannya.
Vella menjelaskan bahwa, kutu rambut merupakan salah satu jenis infeksi ektoparasit atau parasite yang tinggal di luar tubuh hospes.
“Kutu rambut atau dikenal dengan nama ilmiah Pediculus humanus capitis memang rentan menyerang anak-anak usia sekolah dasar, terlebih anak peremuan,”ujar Vella Kamis (14/11/24)
Kata Vella, kutu rambut dapat bertahan diri dengan cara menghisap darah kepala manusia. Inilah yang menyebabkan kutu termasuk golongan parasite.
Ia menjelaskan, penularan kutu rambut dapat terjadi melalui 2 cara yaitu melalui kontak langsung dan kontak tidak langsung dari media perantara. Penularan melalui kontak langsung dapat terjadi saat melakukan aktivitas keseharian, seperti belajar bersama, main bersama, berpelukan, tinggal atau menginap bersama seseorang yang terinfkesi kutu rambut.
Sedangkan penularan melalui kontak tidak langsung dapat terjadi melalui perantara barang-barang yang dipakai oleh seseorang yang terinfeksi kutu rambut kepala, seperti sisir, aksesoris rambut, jilbab, topi, pakaian, bantal, tempat tidur, maupun sofa yang telah dihinggapi oleh kutu rambut kepala.
Telur kutu akan menempel pada rambut, dan dapat menyebabkan gatal-gatal dan iritasi. Infeksi kutu rambut kepala dapat ditangani dengan berbagai cara yaitu menggunakan sisir kutu, obat kimia anti kutu.
“Cara ini sangat efektif, namun bisa menimbulkan efek samping bagi kesehatan tubuh jika digunakan dalam jangka waktu yang lama,”imbuhnya.
Lebih lanjut Vella mengatakan, mengobati kutu dapat juga dilakukan menggunakan bahan alami seperti minyak kelapa, minyak kemiri dan lain seterusnya, hal ini tidak menimbulkan efek samping namun butuh waktu yang luamayan lama.
“Jika infeksi kutu sudah parah atau parasite sudah memenuhi rambut, maka langkah yang bisa diambil adalah menggundul rambut si penderita. Ini merupakan salah satu cara yang sudah lumrah dilakukan,”tegasnya.
Namun, Vella menegaskan, sebelum seseorang melakukan tindakan ini harus berdasarkan pada persetujuan orang tua dan si penderita, karena ditakutkan dapat menimbulkan trauma psikologis.
Oleh sebab itu penting untuk melakukan edukasi mengenai kebersihan diri dan cara pencegahan infeksi kutu rambut, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga. Dengan harapan kasus serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Menurutnya, pihak sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua siswa untuk mengatasi masalah kutu rambut secara komprehensif. Hal ini meliputi pemeriksaan rutin, serta sosialisasi mengenai cara-cara mencegah infeksi kutu rambut.
Orang tua memiliki peran penting dalam memantau kebersihan tubuh anak dan membiasakan anak untuk menjaga kebersihan dirinya, serta orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gelaja terinfeksi kutu rambut, seperti sering menggaruk kepala, gelisah dan merasa tidak nyaman.
“Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa penanganan masalah kesehatan, termasuk infeksi kutu rambut, harus dilakukan dengan bijaksana dan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak,”pungkasnya.
(0) Comments