Saol Menkes Ingin Tempel Label Warna Kandungan Gula di Produk Kemasan, Ini Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya

  • Home -
  • Article -
  • Saol Menkes Ingin Tempel Label Warna Kandungan Gula di Produk Kemasan, Ini Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya
Gambar Artikel Saol Menkes Ingin Tempel Label Warna Kandungan Gula di Produk Kemasan, Ini Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya
  • 15 Jul
  • 2024

Tangkapan Layar Tik-Tok

Saol Menkes Ingin Tempel Label Warna Kandungan Gula di Produk Kemasan, Ini Kata Pakar Kesehatan UM Surabaya

Beberapa media saat ini sedang memperbicangkan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berencana mencantumkan label warna atau color guide untuk menampilkan kadar kandungan gula dalam produk minuman kemasan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018 didapatkan bahwa tingkat konsumsi makanan manis (87,9%) dan minuman manis (91,49%) di Indonesia sangat tinggi. 

“Terkait dengan kebijakan tersebut saya sangat setuju karena saat ini di Indonesia angka diabetes meningkat pada tahun 2018 prevalensi diabetes Indonesia mencapai 10,9%,”ujar Dede Nasrullah Pakar Kesehatan UM Surabaya. 

Menurut Dede, saat ini prevalensinya mencapai 11,7% pada 2023. Dengan adanya pelebelan warna pada produk minuman ini merupakan langkah awal untuk menekan tingkat konsumsi gula pada masyarakat Indonesia yang tinggi. 

“Diabetes itu adalah mother of all diseases, jika tidak terkontrol maka akan menyebabkan bisa penyakit jantung, stroke, ginjal yang akan lebih berat lagi masalahnya. Gula bukan harus dihindari tetapi konsumsinya yang perlu dibatasi agar tidak berlebihan,”imbuh Dede yang juga Dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya. 

Beberapa komplikasi dari diabetes adalah yang pertama Ketoasidosis Diabetik (KAD) adalah komplikasi diabetes melitus yang disebabkan karena meningkatnya kadar gula darah ke angka yang cukup tinggi. Komplikasi ini terjadi saat tubuh tidak mampu menggunakan gula sebagai sumber bahan bakar. 

Dampak kedua adalah hipoglikemia, kondisi di mana kadar gula darah menurun dengan tajam atau mendadak. Penderita diabetes yang rutin mengonsumsi obat dianjurkan untuk selalu memantau kadar gula darahnya agar terhindar dari komplikasi ini. 

Ketiga kerusakan ginjal atau nefropati diabetik adalah komplikasi berupa kerusakan ginjal yang diakibatkan oleh berkurangnya aliran darah ke ginjal pada pasien diabetes. Risikonya, penderita harus rutin melakukan cuci darah secara rutin atau mungkin harus menjalani operasi transplantasi ginjal. 

Keempat penyakit kardiovaskular, tingginya kadar gula darah berpotensi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Di mana, jika pembuluh darah rusak, maka sirkulasi darah di seluruh tubuh, termasuk jantung akan terganggu. 

Kelima kerusakan saraf akibat diabetes, atau disebut juga dengan neuropati diabetik, kebanyakan menyerang bagian kaki dan tangan. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 10-20% penderita diabetes mengalami nyeri yang disebabkan oleh kerusakan atau gangguan saraf.

Menurutnya, gula sulit dihindari masyarakat karena ada rasa "nagih" saat dikonsumsi, dan kebiasaan sehari-hari yang menjadikan gula sebagai jalan keluar jika sedih atau pelepas dahaga. Penyebab lain kecanduan gula menurut adalah kurang tidur dan stres yang berkepanjangan.

“Kondisi ini membuat tubuh mengeluarkan hormon kortisol yang meningkatkan keinginan kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman manis. Kelebihan gula bisa menyebabkan kadar gula meningkat. Kadar gula yang tinggi akan diubah oleh tubuh dan menjadi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas,”tegasnya. 

Beberapa hal yang dapat dicegah bagi orang yang ketagihan gula adalah dengan beralih dengan membiasakan diri konsumsi makanan yang lebih sehat, hal ini dapat dilakukan dengan mengganti ke wortel, labu, kelapa, pisang, anggur, atau kurma.

Selanjutnya, rutin lakukan olahraga. lakukan olahraga yang melepaskan endorfin karena itu bisa membantu mengurangi keinginan untuk mengkonsumsi gula meskipun berbahaya, gula tetap dibutuhkan oleh tubuh, salah satu fungsinya adalah menyediakan energi untuk beraktivitas. 

“Kebutuhan asupan gula dalam sehari adalah tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi. Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari. Untuk pasien diabetes harus di bawah 4 sendok teh. Upayakan mengonsumsi gula alami seperti buah dan jangan lengah terhadap gula tambahan,”pungkasnya.