Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi? Ini Kata Pakar UM Surabaya

  • Home -
  • Article -
  • Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi? Ini Kata Pakar UM Surabaya
Gambar Artikel Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi? Ini Kata Pakar UM Surabaya
  • 25 Sep
  • 2024

Freepik

Pernah Terkena DBD, Bisakah Terinfeksi Lagi? Ini Kata Pakar UM Surabaya

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang berbahaya karena dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan sering kali menjadi wabah atau kejadian luar biasaya (KLB).  Penyakit ini disebabkan oleg virus dengue dari genus Flavivirus, family Flavividae, dan termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis). Sampai saat ini ditemukan ada 4 serotype, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. 

Vella Rohmayani Dosen Sarjana Teknologi Laboratorium Medis (TLM) UM Surabaya mengatakan, virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, namun Aedes aegypti lebih berperan dalam terjadinya penularan pada penyakit ini, hal tersebut disebabkan karena habitatnya yang berada di dalam dan di sekitar lingkungan rumah sedangkan Aedes albopictus habitatnya berada di kebun

“Manifestasi klinis akibat infeksi virus dengue dapat bervariasi, dimulai dari yang paling ringan yaitu demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengueyang disertai renjatan atau disebut dengue shock syndrome (DSS),”ujar Vella Rabu (25/9/24)

Saat ini masih banyak mispersepsi di masyakarat yang beranggapan bahwa seseorang yang sudah pernah terkena DBD sudah tidak dapat terinfeksi lagi. Namun pada kenyataannya apabila seseorang sudah pernah terinfeksi sebelumnya oleh salah satu jenis virus dengue, maka orang tersebut hanya akan memiliki kekebalan terhadap serotype itu saja. 

“Sehingga seseorang yang sudah pernah terinfeksi DBD masih bisa terinfeksi DBD virus dengue dengan serotype yang lainnya,”tegas Vella. 

Ia mengatakan, terjadinya penularan infeksi DBD dipengaruhi oleh 3 komponen utama, yaitu agen penyebab, inang dan lingkungan atau biasanya dikenal dengan istilah segitiga epidemologi. Agen penyebab DBD adalah virus dengue, inang (host) adalah manusia. Sedangkan lingkungan merupakan bagian yang mampu menginteraksikan agent dan host.

“Dalam hal ini perubahan pada kondisi lingkungan akan mempengaruhi host, sehingga akan timbul penyakit secara individu maupun keseluruhan populasi yang mengalami perubahan tersebut,”imbuhnya. 

Ia menjelaskan, terkait cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya infeksi DBD adalah melalui pemberantasan nyamuk dewasa dengan pengasapan (fogging) massal di desa/kelurahan endemis DBD sebelum musim penularan. Selain itu dapat juga dilakukan melalui pemberantasan larva atau jentik nyamuk dengan melakukan kegiatan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur), pemberian larvasidasi serta dengan memelihara ikan pemakan jentik pada masing-masing tempat penampungan air. 

“Upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD tidak dapat dilaksanakan secara tuntas, jika anggota masyarakat sampai ke lingkungan terkecil rumah tangga tidak melakukannya. Oleh sebab itu masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam penanggulangan terjadinya penyakit DBD,”pungkasnya.