Dosen UM Surabaya Ungkap Bahaya Buang Bangkai Hewan PMK ke Sungai

  • Home -
  • Article -
  • Dosen UM Surabaya Ungkap Bahaya Buang Bangkai Hewan PMK ke Sungai
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya Ungkap Bahaya Buang Bangkai Hewan PMK ke Sungai
  • 13 Jan
  • 2025

Tim SAR gabungan dari BPBD Bojonegoro saat melakukan evakuasi bangkai sapi di Bendung Gerak, Sungai Bengawan Solo. (Istimewa)

Dosen UM Surabaya Ungkap Bahaya Buang Bangkai Hewan PMK ke Sungai

Pembuangan bangkai hewan ternak yang diduga terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke sungai memicu kekhawatiran yang serius terkait kesehatan dan lingkungan. 


Tindakan ini tidak hanya mencerminkan kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya penyebaran penyakit, tetapi juga dapat menimbulkan dampak yang lebih luas bagi ekosistem dan ekonomi lokal.


Menurut Dosen Biologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Nur Hidayatullah Romadhon, pembuangan bangkai hewan ternak ke sungai berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan. 


Ia menyebut, virus PMK dapat bertahan hidup di luar tubuh hewan dalam waktu lama, terutama di lingkungan yang mendukung seperti suhu rendah dan keberadaan bahan organik yang tinggi.


"Tindakan ini dapat memicu penyebaran infeksi ke ternak sehat jika mereka menggunakan air sungai yang terkontaminasi. Akibatnya, virus yang sangat menular ini bisa menyebabkan wabah baru di daerah lain," kata Dayat, Senin (13/1/2025).


Lebih lanjut, kata Dayat jika bangkai hewan tidak terinfeksi PMK, tetap ada potensi dampak negatif lainnya. Pembusukan bangkai menghasilkan zat beracun seperti ammonia dan sulfida, yang dapat menurunkan kualitas air. 


"Hal ini juga diperparah dengan peningkatan bakteri patogen seperti E. coli dan Salmonella yang berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan," jelas Dayat.


Air yang tercemar bisa mengalir ke sumur atau sumber air bersih, meningkatkan risiko gangguan kesehatan masyarakat, seperti diare dan infeksi kulit. Menurutnya, pembuangan bangkai secara sembarangan jelas berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan lainnya.


Untuk mengurangi dampak dari virus PMK, Dayat menyarankan agar bangkai hewan dikubur dalam lubang yang dalam dan jauh dari sumber air. 


Alternatif lain adalah dengan membakar bangkai sesuai pedoman biosekuriti yang berlaku. Langkah-langkah ini akan membantu mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kualitas lingkungan.


Dayat menegaskan bahwa pembuangan bangkai hewan ternak terinfeksi PMK ke sungai bukan hanya tindakan keliru, tetapi juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem. 
Diperlukan edukasi yang lebih intensif kepada masyarakat mengenai cara penanganan bangkai hewan yang benar. 


“Sosialisasi ini dapat membantu mengurangi potensi dampak negatif yang lebih besar bagi lingkungan dan sektor peternakan,”pungkasnya.