Ilustrasi gambar pixabay
Menjelang pemilu 2024 harapannya masyarakat dapat berperan aktif dalam mencegah beberapa isu-isu yang sedang mencuat di khalayak. Terutama pada isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan.
M Febriyanto Firman Wijaya Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya mengatakan pemilihan umum yang selama ini dilakukan memang sering di warnai beberapa isu yang kurang mengenakkan, salah satunya SARA, maka dengan waktu beberapa bulan ini perlu kita cegah beberapa isu yang mulai mencuat kembali.
“Isu-isu SARA dapat memecah belah masyarakat, mengganggu stabilitas politik, dan mengancam keharmonisan bangsa,”ujar Riyan Senin (9/10/23)
Dalam keterangannya, Riyan membagikan pesan untuk cegah isu SARA jelang pemilu 2024.
Pertama saling mengingatkan kepada semua warga Indonesia bahwa kita adalah satu bangsa, dengan berbagai suku, agama, ras, dan latar belakang yang beragam. Persatuan dalam keragaman adalah kekuatan kita.
Kedua, hormati hak asasi manusia. Jaminan hak asasi manusia harus ditegakkan untuk semua warga, tanpa pandang bulu. Semua orang memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam Pemilu dan memiliki pendapat politik mereka.
Ketiga, tidak ada tempat untuk diskriminasi. Isu-isu SARA harus dihindari sepenuhnya dalam perdebatan politik. Jangan biarkan perbedaan dalam suku, agama, ras, atau latar belakang menghalangi kita untuk mencapai kesepakatan yang baik.
Keempat, basis pemilihan yang cerdas. Pilihlah pemimpin berdasarkan kapasitas, integritas, dan program kerja mereka, bukan berdasarkan faktor SARA. Evaluasi calon berdasarkan rekam jejak mereka dan visi mereka untuk masa depan Indonesia.
Kelima ajak diskusi yang sehat. Diskusikan perbedaan pandangan dengan sopan dan beradab. Hargai pendapat orang lain, dan berfokus pada argumen-argumen fakta dan kebijakan.
Keenam, bekerja sama untuk Indonesia yang lebih baik. Ingatkan pada semua orang bahwa tujuan utama kita adalah membangun Indonesia yang lebih baik. Untuk mencapainya, kita harus bekerja sama tanpa terpengaruh oleh isu-isu SARA yang memecah belah.
Ketujuh, pantau media sosial dengan bijak. Waspadai penyebaran berita palsu dan provokasi di media sosial. Verifikasi informasi sebelum membagikannya dan hindari menyebarkan konten yang memicu konflik.
“Kedelapan laporkan pelanggaran. Jika melihat atau mendengar insiden yang melibatkan isu-isu SARA atau pelanggaran hukum terkait Pemilu, laporkan kepada pihak berwenang,”imbuh Riyan lagi.
Kesembilan berpartisipasi dalam pendidikan pemilih: Edukasi pemilih adalah kunci untuk pemilu yang adil. Ajak orang-orang di sekitar untuk memahami proses pemilu dan hak serta tanggung jawab mereka sebagai pemilih.
“Terakhir, jadilah contoh yang baik. Tunjukkan sikap yang bijak dan hormat terhadap keragaman kepada teman, keluarga, dan komunitas di sekitar,”pungkas Riyan.
(0) Comments