Cuaca Panas, Dosen UM Surabaya: Ini yang Perlu Dilakukan Lansia agar Tetap Sehat

  • Home -
  • Article -
  • Cuaca Panas, Dosen UM Surabaya: Ini yang Perlu Dilakukan Lansia agar Tetap Sehat
Gambar Artikel Cuaca Panas, Dosen UM Surabaya: Ini yang Perlu Dilakukan Lansia agar Tetap Sehat
  • 02 Nov
  • 2023

Freepik

Cuaca Panas, Dosen UM Surabaya: Ini yang Perlu Dilakukan Lansia agar Tetap Sehat

Cuaca panas terjadi beberapa bulan terakhir di beberapa daerah khususnya di Jawa Timur, terik matahari begitu menyengat hingga menyebabkan sakit kepala. Cuaca panas hingga mencapai antara 36-410C mulai terasa pada jam 9 pagi hingga sore hari.

Perubahan iklim ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida (CO2), dari aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan berbagai proses industri menyebabkan cuaca panas ekstrem. Bahkan BMKG memprediksi cuaca panas bisa mencapai 430C.

Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan, kondisi cuaca panas ekstrem ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan manusia, terutama pada lansia. Berbagai masalah kesehatan termasuk kelelahan panas, dehidrasi, dan sebagainya sewaktu-waktu bisa dialami mereka. Karena itu beberapa hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh masyarakat terutama lansia.

Pertama cuaca panas dapat menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi, selain para pekerja bangunan yang bekerja di bawah terik matahari. Lansia merupakan kelompok paling rentan mengalami dehidrasi, karena terjadi penurunan kemampuan tubuh mereka untuk menyimpan air yang cukup seiring bertambahnya usia. 

“Untuk itu bila kita tinggal bersama keluarga yang sudah lanjut usia, maka perlu diperhatikan kebutuhan minum air putih yang cukup untuk mereka. Selama cuaca panas ini terjadi, maka disarankan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, dengan minum air putih yang cukup yaitu 2 hingga 2,5 liter perhari,”ujar Firman Kamis (2/11/23)

Kedua, heatstroke yaitu dimana terjadi suatu kegawatdaruratan yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh hingga 400C. Lansia juga lebih rentan terhadap heatstroke atau mengalami panas pada tubuh berlebihan. Pemanasan berlebihan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk pingsan dan bahkan menimbulkan kematian. 

“Karena itu lansia harus betul-betul bisa menjaga diri, terutama dari paparan sinar matahari secara langsung. Carilah tempat yang sejuk atau minimal tidak panas, dan menghindari berada di bawah sinar matahari terik terlalu lama,”imbuhnya lagi. 

Ketiga, perubahan makanan. Cuaca panas dapat memengaruhi nafsu makan terutama pada lansia. Oleh sebab itu penting untuk memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang cukup, namun jika seseorang mengalami nafsu makan menurun, sebaiknya makanan ringan dan buah-buahan dapat diberikan, karena akan sangat membantu.

Firman menegaskan, untuk melindungi lansia dari masalah kesehatan akibat cuaca panas. Sangat penting untuk melakukan langkah-langkah pencegahan di atas, seperti minum air putih yang cukup, menghindari paparan sinar matahari secara langsung, mengenakan pakaian yang ringan dan sedikit longgar.

Cuaca panas ekstrem adalah salah satu contoh nyata, dari perubahan iklim yang sedang terjadi di seluruh dunia. 

“Karena itu pemerintah harus mengambil tindakan mitigasi yang tepat, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, untuk mengurangi frekuensi dan intensitas cuaca panas ekstrem di masa depan, mendorong penggunaan energi terbarukan dan penghematan energi,”pungkas Firman.