UM Surabaya Siaga COVID-19

Universitas Muhammadiyah Surabaya telah membentuk satuan tugas khusus untuk mengelola seluruh komunikasi dan implementasi kebijakan universitas selama masa pandemi Covid-19. Prioritas utama kami adalah untuk berkontribusi aktif dalam berbagai upaya kolektif untuk mencegah penularan virus di lingkungan kampus serta menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh sivitas akademika.
HOTLINE MITIGASI COVID-19 UMSURABAYA (081234558759)

Apa Itu COVID-19?

COVID-19 adalah jenis penyakit menular baru yang ditemukan pada tahun 2019. Penyakit ini berasal dari coronavirus yakni keluarga besar virus yang menyebabkan terjadinya beberapa penyakit pernafasan akut, seperti Middle East Respiratory Syndrome ( MERS-CoV), Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS-CoV), hingga yang terbaru Covid-19.

Penyebaran virus COVID-19 ini melalui droplet, yaitu cairan yang keluar dari tubuh pada saat sesorang berbicara, bersin, atau batuk. Saat ini cara yang paling baik untuk menghentikan penyebarannya adalah dengan social distancing (menjaga jarak).

Langkah pencegahan:

  • Cuci tangan dengan benar selama 20 detik
  • Jangan sentuh wajahmu
  • Pakai masker
  • Hindari pertemuan sosial
  • Menggosok tangan Anda dengan pembersih berbasis alkohol
  • Hindari berjabat tangan untuk membantu melindungi diri sendiri dan orang lain dari

Apa Gejala Dasarnya?

Berikut marupakan gejala-gejala dasar yang sering muncul pada penderita Covid-19.

Batuk dan Bersin

Saat pilek, beberapa orang juga bisa mengalami bersin-bersin. Bersin terjadi karena adanya benda asing di dalam hidung.

Demam Tinggi

Demam sejak lama menjadi gejala infeksi virus corona. Demam ditandai dengan suhu tubuh yang mencapai lebih dari 37,5 derajat Celcius.

Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan biasanya terjadi akibat intensitas batuk yang kuat. Sakit tenggorokan akan terasa seperti nyeri dan panas di tenggorokan hingga membuat pasien sulit menelan.

Sulit Bernafas

Gejala ini memang terkadang bikin napas jadi tak lega, tapi tak bikin pasien jadi sulit bernapas seperti pada kasus sesak napas.

Batuk terus menerus

Batuk yang disebabkan oleh Covid-19 memiliki ciri khasnya sendiri. Batuk umumnya bersifat kering, tanpa adanya produksi dahak pada tenggorokan.

Sakit kepala

Sakit kepala menjadi salah satu penanda infeksi. Pada Covid-19, sakit kepala umumnya muncul berupa sensasi berdenyut.

Cara Tetap Aman Tindakan Pencegahan Penting

Melakukan pencegahan Covid-19 menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap orang. Pencegahan akan membantu memutus mata rantai penularan dan menyelamatkan diri serta keluarga Anda dari infeksi. World Health Organization (WHO), telah merekomendasikan beberapa langkah pencegahan covid-19

Foto Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer

Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer

Foto Kenakan masker bedah atau pelindung wajah

Kenakan masker bedah atau pelindung wajah

Foto Cleaning hands with alcohol

Cleaning hands with alcohol

Foto Penyemprotan disinfektan

Penyemprotan disinfektan

Foto Pengukuran suhu tubuh

Pengukuran suhu tubuh

Foto Jaga jarak sosial

Jaga jarak sosial

Berita dan Artikel

Gambar Berita Kevin Fogg Paparkan Tantangan Riset masa Pandemi
  • 17 Des
  • 2021

Kevin Fogg Paparkan Tantangan Riset masa Pandemi

Universitas Muhammadiyah Surabaya International Multidisciplinary Conference on Potential Research  (MICon) digelar pada 15-16 Desember 2021. Banyak pembicara bereputasi internasional yang hadir dalam konferensi tersebut, salah satunya [Baca Selengkapnya]

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang coronavirus untuk melindungi Anda dan keluarga

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
COVID-19 disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan SARS, namun angka kematian SARS (9,6%) lebih tinggi dibanding COVID-19 (kurang dari 5%), walaupun jumlah kasus COVID-19 jauh lebih banyak dibanding SARS. COVID-19 juga memiliki penyebaran yang lebih luas dan cepat ke beberapa negara dibanding SARS.
Gejala umum berupa demam 380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya. Daftar negara terjangkit dapat dipantau melalui website ini.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
Cara penularan utama penyakit ini adalah melalui tetesan kecil (droplet) yang dikeluarkan pada saat seseorang batuk atau bersin. Saat ini WHO menilai bahwa risiko penularan dari seseorang yang tidak bergejala COVID-19 sama sekali sangat kecil kemungkinannya. Namun, banyak orang yang teridentifikasi COVID-19 hanya mengalami gejala ringan seperti batuk ringan, atau tidak mengeluh sakit, yang mungkin terjadi pada tahap awal penyakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan periode penularan atau masa inkubasi COVID-19. Tetap pantau sumber informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini.
Tidak. Hingga saat ini penelitian menyebutkan bahwa virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui kontak dengan tetesan kecil (droplet) dari saluran pernapasan.
COVID-19 disebabkan oleh salah satu jenis virus dari keluarga besar Coronavirus, yang umumnya ditemukan pada hewan. Sampai saat ini sumber hewan penular COVID-19 belum diketahui, para ahli terus menyelidiki berbagai kemungkinan jenis hewan penularnya.
Pemakaian masker hanya bagi orang yang memiliki gejala infeksi pernapasan (batuk atau bersin), mencurigai infeksi COVID-19 dengan gejala ringan, mereka yang merawat orang yang bergejala seperti demam dan batuk, dan para petugas kesehatan. Cara yang paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan COVID-19 adalah mencuci tangan secara teratur, tutup mulut saat batuk dengan lipatan siku atau tisu, dan jaga jarak minimal satu meter dari orang yang bersin atau batuk.
Jika Anda tidak berada di wilayah terjangkit COVID-19, atau jika Anda tidak melakukan perjalanan dari salah satu wilayah tersebut, atau tidak melakukan kontak dekat dengan seseorang yang memiliki gejala COVID-19 atau merasa kurang sehat, kecil kemungkinan Anda untuk tertular COVID-19. Namun, dapat dimengerti bahwa Anda mungkin merasa stres dan cemas tentang situasi yang terjadi saat ini. Tetaplah tenang dan jangan panik. Carilah informasi yang benar dan akurat tentang perkembangan COVID-19 agar Anda mengetahui situasi wilayah Anda dan Anda dapat mengambil tindakan pencegahan yang wajar.