Ilustrasi gambar (I-Stockphoto)
Media sosial beberapa hari lalu dihebohkan dengan pemuda yang mengalami obesitas karena memiliki bobot tubuh mencapai 300 kilogram (kg), Muhammad Fajri (27) telah dinyatakan meninggal dunia saat menjalani masa perawatannya di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat pada Kamis lalu.
Hal itu disebabkan karena komplikasi penyakit yang dideritanya, sehingga ia sempat mendapatkan perawatan oleh tim medis RSCM selama 14 hari.
Dokter Spesialis Anak Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya Gina Noor Djalilah mengatakan, obesitas merupakan ketidakseimbangan antara asupan yang masuk dan yang keluar diiringi keterbatasan gerak.
"Gaya hidup sekarang dan makanan yang tidak sehat. Semua asupan yang masuk yang tidak keluar otomatis akan jadi timbunan lemak. Masalahnya lemak ini tidak hanya ada di organ - organ yang kelihatan saja, di permukaan. Tapi akan menempel di organ penting tubuh seperti jantung, paru-paru, lever, semua organ penting,”ujar Gina.
Menurutnya, anak dengan obesitas berisiko terkena diabetes, hipertensi, stroke dan peyakit lain lebih awal.
"Faktor genetik turut mempengaruhi obesitas. Orangtua yang keduanya obesitas, anaknya kemungkinan mengalami obesitas 40-60%. Ini warning sign bagi orangtua. Tapi sekali lagi obesitas ini terbentuk karena gaya hidup dan pola makan,”imbuhnya lagi.
Gina menegaskan, orangtua harus bijak memilih makanan.
"Terutama makanan olahan. Makanan yang baik adalah yang fresh, yang langsung dimasak. Penting diperhatikan adalah jumlah kalori pada makanan."jelasnya
Lebih lanjut lagi, ia menambahkan, yang perlu diketahui pula adalah pola makan teratur, membatasi jam makan malam, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari.
"Lakukan olahraga kardio dulu, bisa jalan, untuk memperkuat organ jantung. Hindari kegiatan seperti rebahan dan menatap handphone terlalu lama,”pungkas Gina.
(0) Komentar