Viral Koin Jagat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Soal Kerentanan Digital dan Tingginya Angka Pengangguran

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Viral Koin Jagat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Soal Kerentanan Digital dan Tingginya Angka Pengangguran
Gambar Artikel Viral Koin Jagat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Soal Kerentanan Digital dan Tingginya Angka Pengangguran
  • 18 Jan
  • 2025

Istimewa

Viral Koin Jagat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Soal Kerentanan Digital dan Tingginya Angka Pengangguran

Baru-baru ini, sejumlah daerah diramaikan oleh fenomena berburu " Koin Jagat," bagian dari fitur Treasure Hunt yang ditawarkan oleh aplikasi media sosial bernama Jagat. Fenomena ini disebut mirip dengan game Pokemon Go yang sempat viral beberapa tahun lalu.


Menaggapi hal tersebut, Dosen Kajian Media dan Budaya UM Surabaya Radius Setiyawan mengimbau masyarakat khususnya anak-anak muda agar lebih berhati-hati dan bijak dalam menyikapi fenomena ini.


“Ketika kemajuan teknologi digital semakin terintegrasi dengan kehidupan masyarakat, maka ada ancaman kerentanan dan kekacauan sosial,”ujar Radius Sabtu (18/1/25)


Radius menyebut, Koin Jagat adalah contoh permainan berburu koin yang dipantau melalui aplikasi digital yang disebar secara fisik di ruang-ruang publik, namun yang menjadi persoalan hingga saat ini belum diketahui dengan jelas siapa pihak di balik keberadaan Koin Jagat tersebut.


Lebih lanjut, menurut Radius fenomena ini menjadi penanda bahwa kondisi ekonomi bisa jadi pemicu utama orang mencari peruntungan di aplikasi ini. Iming-iming keuntungan materi membuat orang kehilangan nalar jernih. Pengerusakan dan acuh terhadap ruang publik adalah contoh yang nyata.


“Dalam banyak kasus, ruang digital memberikan imajinasi keuntungan materi yang cepat dan instan. Seiring itu juga, kerentatan terjadi dimana-mana,”imbuhnya. 


Selanjutnya, kata Radius di tengah masyarakat yang rentan secara ekonomi dan minimnya literasi digital. Kondisi ini bisa jadi terkait banyaknya kelas menengah mengalami penurunan kelas secara ekonomi. Seperti tingginya angka pengangguran karena dipecat dari pekerjaan dan susahnya mendapatkan pekerjaan baru.


“Bisa jadi kondisi ini juga diikuti dengan biaya hidup yang terus meningkat, sehingga membuat sebagian masyarakat mudah terjebak pada tindakan irasional,”imbuhnya lagi.


Radius mendorong kepada pemerintah agar segera ada regulasi atau keamanan digital pengguna aplikasi. Menurutnya upaya-upaya preventif harus dilakukan untuk menghindari kebocoran data pengguna dan risiko lainnya.


Menurutnya literasi digital di masyarakat juga harus menjadi concern pemerintah di tengah arus media digital yang serba cepat. Karena literasi digital yang baik akan berdampak pada ekosistem digital yang aman dan dapat dipertanggung jawabkan.


Kata Radius persoalan literasi digital bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga masyarakat, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama memberikan pemahaman dan saling mengingatkan.


“Ke depan teknologi akan terus berkembang, namun prinsip-prinsip dasar seperti keamanan dan kesejahteraan masyarakat harus tetap menjadi fokus utama,”pungkasnya.