Viral Bayi Obesitas Diberi Susu Kental Manis, Ahli Gizi UM Surabaya Sebut 5 Dampaknya

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Viral Bayi Obesitas Diberi Susu Kental Manis, Ahli Gizi UM Surabaya Sebut 5 Dampaknya
Gambar Artikel Viral Bayi Obesitas Diberi Susu Kental Manis, Ahli Gizi UM Surabaya Sebut 5 Dampaknya
  • 23 Feb
  • 2023

Ilustrasi gambar (Yusuf Bachtiar/TribunJakarta.com)

Viral Bayi Obesitas Diberi Susu Kental Manis, Ahli Gizi UM Surabaya Sebut 5 Dampaknya

Media sosial dihebohkan dengan bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro, bayi berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi susu kental manis SKM oleh orang tuanya. Ramainya kasus tersebut ditanggapi langsung oleh Ahli Gizi UM Surabaya Tri Kurniawati.

Tri yang merupakan Dosen Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini UM Surabaya menyebut gizi sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Tujuan pemberian gizi yang baik adalah untuk mencapai tumbuh kembang anak. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini akan berlanjut hingga dewasa.

Ia menyebut usia 0-24 bulan merupakan masa kritis dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena di masa inilah periode tumbuh kembang anak yang paling optimal baik untuk intelegensi maupun fisiknya. Periode ini dapat terwujud apabila anak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya secara optimal.

“Susu kental manis memang banyak digemari, selain rasanya yang enak harganya juga terjangkau, namun akan memberikan dampak negatif pada anak bila dikonsumsi dengan jumlah terlalu banyak,”ujar Tri Kamis (23/2/23)

Menurutnya, dampak yang pertama adalah anak menjadi cepat kenyang. SKM 50% kandungannya adalah gula, bukan susu yang terbuat dari bahan cair, sehingga memicu anak untuk cepat merasa kenyang dan tidak mengkonsumsi makanan yang lain.

Kedua, kebutuhan zat gizi tidak terpenuhi. Kandungan susu kental manis yang tidak memiliki mikro nutrient yang dibutuhkan anak diantaranya energi, protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin, dan mineral.

“Pemenuhan dari vitamin larut dalam lemak (ADEK) dan vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks (B1, B2, Niacin, B6, asam pantotenik, biotin, asam folat, dan B12) dan vitamin C. Mineral diantaranya  berupa Zink, Yodium serta Fe. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Pulau Jawa dan NTT menunjukkan rutin mengkonsumsi SKM juga dapat  membawa  gangguan status gizi pada balita,”imbuh Tri lagi.

Ketiga, perkembangan kognitif anak tidak berkembang secara maksimal. Masa balita menjadi lebih penting karena merupakan masa yang kritis dalam upaya  menciptakan  sumber  daya  manusia  yang  berkualitas  di  masa  yang  akan  datang.  Terlebih  lagi triwulan kedua dan ketiga masa kehamilan dan dua tahun pertama pasca kelahiran merupakan masa emas (golden periode) dimana sel-sel otak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

“Adanya gangguan kesehatan akan membawa dampak terhadap laju tumbuh kembang tubuh anak sedangkan salah satu faktor yang dapat menentukan daya tahan tubuh seseorang anak adalah keadaan gizinya,”tegas Tri.

Keempat, obesitas pada anak. Kelebihan berat badan diakibatkan karena kurangnya konsumsi variasi bahan makanan yang dikonsumsi.

Kelima, produktivitas dan gangguan kesehatan pada saat dewasa. Pemenuhan gizi yang tidak seimbang dapat menyebabkan gangguan sistem imun, yang menyebabkan anak mudah terserang penyakit.

“Pola konsumsi dengan konsumsi SKM dan  bahan makanan lain yang minim juga akan berpengaruh pada rendahnya daya tahan tubuh. Kondisi tersebut apabila terbawa sampai dewasa akan menyebabakan produktivitas dan gangguan kesehatan pada saat dewasa,”pungkas Tri.