Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Berbicara tentang kebiasaan lupa di usia muda, bisa dikatakan multifaktor. Banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhinya. Jika merujuk teori pemrosesan informasi, adalah input yang kita terima kemudian diproses, dan disimpan melalui short term memory (memori jangka pendek) dan long term memory (memori jangka panjang).
Holy Ichda Wahyuni Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UM Surabaya menjelaskan input informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, sifatnya lebih tahan lama. Namun karena informasi yang kita terima tidak sedikit, maka untuk mengingatnya, membutuhkan upaya recalling (memanggil ingatan) kembali.
Sementara itu, input informasi yang tersimpan dalam memori jangka pendek sifatnya tidak tahan lama. Sehingga mudah hilang, atau yang biasa kita sebut lupa.
“Aktivitas lupa juga tentu dipicu banyak hal, sehingga menjadi hambatan pemanggilan kembali ingatan, antara lain: depresi atau kecemasan berlebihan, stress/overthinking, kurang istirahat cukup, dan penggunaan beberapa jenis obat-obatan,”tutur Holy Rabu (9/11/22)
Holy memberikan beberapa tips atau beberapa hal yang perlu dilakukan agar tidak mudah lupa di usia muda.
Pertama, membuat catatan kondisi hati, atau analisis masalah. Hal ini dilakukan agar kita mampu merenungkan, penyebab dari depresi/kecemasan dan menemukan solusi.
Kedua mencatat hal-hal penting dalam buku saku atau alarm pada ponsel.
Ketiga mengurutkan skala prioritas dalam catatan setiap harinya.
Keempat meletakkan benda-benda pada tempat yang sama.
Kelima ketika stress melanda, burnout dan lain sebagainya, lakukan refreshing.
“Terakhir seseorang bisa melakukan olahraga seperti yoga untuk melatih ketenangan dan konsentrasi,”pungkas Holy
(0) Komentar