Rektor UM Surabaya Sukadiono saat mengisi kajian (Humas)
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Sukadiono menyebut pasca pemilu pendukung paslon atau timses yang cenderung fanatik rentan alami Post Election Stress Disorder (PESD). Hal tersebut disampaikan saat mengisi pengajian bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema konsolidasi dakwah Muhammadiyah pasca pemilu 2024 pada Jumat (23/2/24)
Suko yang juga merupakan seorang dokter menjelaskan Post Election Stress Disorder (PESD) atau stres pasca pemilu adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang tidak hanya bisa menyerang para politisi yang berkontestasi, tapi juga para pendukungnya.
“PESD melibatkan kecemasan yang ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah berakhirnya pemilu politik yang kritis,”ujar Suko
Menurutnya, PESD bukan penyakit mental yang didefinisikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5-TR). Ia menjelaskan Post Election Stress Disorder sering kali terjadi setelah pemilu presiden atau legislatif, namun bisa juga terjadi pada pemilu lainnya dimana seseorang merasa terikat secara emosional.
Suko menjelaskan, ada beberapa gejala Post Election Stress Disorder beberapa diantaranya meningkatnya kecemasan, serangan panik, ketakutan akan masa depan, kemarahan yang tidak terkendali, pikiran negatif yang terus berputar tanpa henti. Menurutnya pula, post election stress disorder juga membuat seseorang mengalami kabut otak, sulit konsentrasi, terjaga di malam hari, dan menyebabkan masalah hubungan.
Sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Suko mengajak seluruh warga persyarikatan untuk menjadi warga negara yang cerdas, bijak dan proporsional dalam bersikap atas hasil pemilu 2024 beserta efeknya, salah satu contohnya adalah dengan menahan diri untuk tidak amudah menyebar informasi yang belum jelas asal muasalnya. Artinya Saring sebelum Sharing.
“Pasca pemilu ini saatnya semua pihak harus segera beranjak dari kondisi keterbelahan atau move on dari situasi politik yang cenderung distruktif. Usai pemilu ini, sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah kita semua memiliki tugas yaitu menjadi agen kontrol pemerintah dalam mengawal janji politik dan program-program yang berorientasi untuk kesejahteraan rakyat,”tegas Suko lagi.
Dalam paparan terakhirnya Suko berpesan, inti dari sebuah organisasi adalah manajemen, inti dari manajemen adalah kepemimpinan atau leadership dan inti dari kepemimpinan adalah komunikasi.
Diketahui, pengajian bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga turut menghadirkan Syafiq A. Mughni (Ketua PP Muhammadiyah) Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), Salmah Orbayinah (Ketua Umum PP Aisyiyah) dan Sukadiono (Ketua PWM Jatim). Pengajian yang dilakukan secara daring ini juga diikuti oleh ribuan warga persyarikatan Muhammadiyah baik melalui zoom atau live youtube.
(0) Komentar