Ilustrasi polusi udara di Jakarta. (Sumber: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Kondisi udara Jakarta yang memburuk akhir-akhir ini telah menjadi perbincangan di media sosial. Bahkan DKI Jakarta saat ini dinobatkan menjadi kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia melansir dari laman IQAir. Kondisi udara yang tak sehat tersebut tentu berdampak pada kesehatan masyarakat, tak terkecuali anak-anak.
Diketahui bahwa yang menjadi sumber polutan utama terjadinya pencemaran udara di Jakarta, disebabkan oleh Industri dan asap kendaraan bermotor.
Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya Vella Rohmayani mengatakan setiap orang memiliki hak untuk dapat menghirup udara yang bersih dan terbebas dari sumber penyakit. Udara merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar manusia bisa tetap hidup.
“Ketersediaan udara bersih menjadi hal yang penting, karena akan sangat berdampak atau mempengaruhi kinerja organ tubuh dan derajat kesehatan masyarakat,”ujar Vella Minggu (18/6/23)
Vella menyebut, pencemaran udara menjadi indikator suatu wilayah layak untuk di tinggali atau tidak. Udara yang sudah tercemar dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, kerusakan ekosistem, serta terjadinya hujan asam.
“Adapun gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat pencemaran udara yaitu infeksi pernapasan, mual, muntah, pusing, depresi, penyakit jantung hingga dapat memicu terjadinya penyakit kanker,”imbuh Vella lagi.
Vella menegaskan, tingginya kadar monoksida di udara dapat membuat seseorang mengalami kekurangan suplay oksigen dalam tubuhnya. Tidak hanya itu saja, jika polutan di udara terjatuh pada permukaan dapat menjadi sumber polutan bagi makanan dan minuman yang dibiarkan terbuka.
“Ketika makanan atau minuman tersebut dikonsumsi sangat mungkin akan menyebabkan terjadinya masalah pada saluran pencernaan serta berbagai penyakit lainnya,”tukasnya.
(0) Komentar