Susu Ikan Bakal Gantikan Susu Sapi di Program Makan Siang Gratis. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Susu ikan' mendadak disorot pasca diusulkan menjadi alternatif susu sapi. Pernyataan yang disampaikan Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Sis Apik Wijayanto dalam rapat kerja bersama DPR RI tersebut mendapat respon pro-kontra di tengah masyarakat.
Dede Nasrullah Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya menjelaskan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hanya sekitar 22,7% kebutuhan susu yang dapat dipenuhi dari produksi domestik, sementara sisanya harus diimpor. Untuk mengurangi ketergantungan ini, pemerintah sedang mencari alternatif, termasuk dengan memperkenalkan susu ikan sebagai solusi inovatif untuk memastikan kebutuhan nutrisi masyarakat dapat tercapai.
“Tren konsumsi susu ikan sebenarnya bukan hal baru di beberapa negara. Di Jepang dan Korea, produk olahan ikan seperti bubuk protein ikan sudah lama menjadi bagian dari diet sehari-hari,”ujar Dede Sabtu (14/9/24)
Menurutnya, susu atau bubuk protein ikan semakin populer di negara-negara tertentu karena kandungan proteinnya yang tinggi serta manfaat kesehatan tambahan, seperti peningkatan kesehatan otak dan jantung. Selain itu, di Afrika dan India, susu ikan mulai diterima sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan pangan di tengah terbatasnya sumber protein lainnya.
Ia mengatakan, susu ikan memiliki beberapa keuntungan dibandingkan susu sapi, termasuk kandungan protein yang lebih tinggi dan tingkat penyerapan mencapai 96%. Selain itu, susu ikan bebas alergen dan mengandung omega-3, EPA, serta DHA yang sangat penting untuk perkembangan otak dan kesehatan jantung.
“Dengan demikian, susu ikan tidak hanya dapat menjadi solusi sementara untuk kekurangan pasokan susu sapi, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan jangka panjang yang signifikan bagi konsumen,”imbuh Dede lagi.
Menurutnya pro kontra di masyarakat itu adalah hal yang wajar. Dede mengapresiasi terkait inovasi terobosan ini dalam peningkatan gizi karena hal ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi anak stunting yang memiliki nilai protein yang sangat tinggi.
“Beberapa hal menurut saya yang harus di perhatikan oleh pemerintah adalah memastikan olahan susu ikan mampu menggantikan nutrisi lengkap dari ikan segar dan kandungan proteinnya juga masih tetap sama dan bahkan lebih dari sekadar susu sapi yang selama ini banyak di konsumsi,”tegasnya.
Dede berpesan, hal yang perlu dipastikan adalah riwayat alergi saat hendak menyajikan susu ikan karena sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi terhadap orang tertentu.
“Olahan susu ikan ini juga menjadi alternatif bagi anak yang tidak menyukai ikan karena amis misalnya sehingga ini menjadi makanan olahan pengganti. Keunggulan ikan dibandingkan dengan sumber hewani lainnya adalah ikan memiliki jenis lemak yang baik dan juga sumber omega 3 yang baik untuk kesehatan, untuk pertumbuhan dan perkembangan otak,”pungkasnya.
(0) Komentar