Pengguna Vape di Kalangan Remaja Indonesia Meningkat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Hal Ini

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Pengguna Vape di Kalangan Remaja Indonesia Meningkat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Hal Ini
Gambar Artikel Pengguna Vape di Kalangan Remaja Indonesia Meningkat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Hal Ini
  • 11 Jan
  • 2024

Suara.com

Pengguna Vape di Kalangan Remaja Indonesia Meningkat, Dosen UM Surabaya Ingatkan Hal Ini

Penggunaan vape saat ini semakin popular terutama di kalangan remaja Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang di Indonesia dinyatakan pernah mengkonsumsi vape, bahkan sebagaian orang menyakini bahwa vape lebih aman dari rokok konvensional. Padahal kenyataannya baik vape maupun rokok konensional sama-sama memiliki potensi bahaya kesehatan bagi penggunanya maupun bagi orang disekitarnya. 

Vella Rohmayani Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya menyebut, remaja menjadi salah satu kelompok rentan yang banyak terpengaruh menggunakan vape, karena pengaruh teman sebaya, anggapan terhadap vape lebih aman, persepsi penggunaan vape sebagai cerminan keberanian dan kedewasaan, pengaruh iklan di media massa, rasa ingin tahu yang besar terhadap hal baru, vape sebagai alat untuk menghilangkan stress, kemudahan akses pembelian produk vape, serta kurangnya pengetahuan tentanga risiko vape bagi kesehatan. 

“Yang harus diketahui, dampak negative dari penggunaan vape jangka panjang adalah terjadinya paparan zat berbahaya yang memicu terjadinya tiga masalah. Yakni  kesehatan fisik, kecanduan nikotin dan risiko perilaku menyimpang ,”ujar Vella Kamis (11/1/24)

Pertama Vella menegaskan bahaya vape bagi kesehatan fisik. Menurutnya, vape memiliki kandungan propylene, glycol, perasa, air dan nikotin yang berbahaya bagi kesehatan, terlebih jika dikonsumsi jangka panjang, terutama bagi remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. 

“Pengguna vape memiliki risiko tinggi terserang gangguan pernapasan, seperti pneumonia, bronchitis dan seterusnya,”imbuh Vella lagi. 

Kedua, kecanduan nikotin. Nikotin merupakan kelompok zat adiktif berbahaya yang dapat menyebabkan ketergantungan. Remaja yang terpapar nikotin, biasanya akan kesulitan untuk berhenti mengkonsumsinya

Ketiga, risiko perilaku menyimpang. Penggunaan vape pada usia remaja, dapat meningkatkan risiko perilaku penyimpang, seperti konsumsi alkohol dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan zat adiktif lainnya). 

“Oleh sebab itu penting untuk melakukan upaya preventif penggunaan vape, terutama di kalangan remaja. Orang tua dan guru memiliki peran penting dalam rangka penerapan langkah-langkah preventif maupun kuratif penggunaan vape pada remaja. Mengingat banyak sekali dampak negative vape bagi kesehatan dan pengaruh lainnya,”pungkasnya.