Pemerhati Anak: Pola Asuh Toxic Berbahaya bagi Tumbuh Kembang Anak

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Pemerhati Anak: Pola Asuh Toxic Berbahaya bagi Tumbuh Kembang Anak
Gambar Artikel Pemerhati Anak: Pola Asuh Toxic Berbahaya bagi Tumbuh Kembang Anak
  • 22 Feb
  • 2022

Ilustrasi gambar (Parentidia.com)

Pemerhati Anak: Pola Asuh Toxic Berbahaya bagi Tumbuh Kembang Anak

Dewasa ini, kita sering mendengar kata toxic parenting. Media sosial seperti instagram, facebook maupun twitter sering membagikan bahasan mengenai toxic parenting. Hal ini kemudian menjadi tanda tanya terkait apa saja sebenarnya bahaya yang dapat ditimbulkan dari toxic parenting dalam kehidupan seorang anak.

Lilik Binti Mirnawati Pemerhati Anak Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) sekaligus Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menjelaskan bahwa toxic parenting sendiri bukan hanya tentang kekerasan fisik, namun juga dapat berupa kekerasan verbal maupun psikologis yang sifatnya tidak terlihat oleh mata sehingga sulit terdeteksi.

“Sikap orang tua yang selalu ingin dituruti, tidak pernah menghargai perasaan anak dan tidak memberi anak dalam hak berpendapat termasuk juga dalam toxic parenting,”ungkap Mirna Selasa (22/2/22)

Mirna menambahkan toxic parenting dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak khususnya pada kesehatan mentalnya. Orang tua yang toxic akan selalu menggali kekurangan  anak dan harus sesuai dengan keinginan orang tuanya. Anak yang dibesarkan dalam kondisi pengasuhan yang seperti itu dapat tumbuh menjadi sosok yang sulit menghargai diri sendiri, sehingga nantinya akan membentuk anak menjadi seorang yang selalu menyalahkan diri sendiri.

“Toxic parenting akan berdampak negatif bagi anak kedepannya, di mana kerap kali luka tersebut muncul ketika anak mulai dewasa. Anak bisa mengalami stres berkepanjangan dan depresi, hingga menderita sakit mental maupun fisik,”katanya lagi.

Lebih lanjut lagi Mirna menjelaskan toxic parenting juga dapat menyebabkan terganggunya kepribadian dan membuat konsep diri anak menjadi berantakan, selain itu juga berdampak pada relasi sosial menjadi tidak sehat.

“Bahaya yang paling mengerikan dari toxic parenting adalah anak akan berperilaku sama di masa yang akan datang atau dengan kata lain menjadi toxic parents selanjutnya bagi anak-anak mereka kelak,”imbuhnya lagi.

Hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus diterima dari toxic parenting dimana anak akan menirukan hal yang sama dan membenarkan hal tersebut terjadi sebagai suatu kewajaran.