ANTARA FOTO
Dosen Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Idham Choliq menilai jika pembahasan isu kesehatan dalam debat capres terkahir belum konkret.
Idham menyebut, terkait dengan isu kesehatan yang digagas oleh paslon 01 dan 03 dalam debat capres tersebut, sebenarnya terdapat kesamaan soal prioritas program yang berorientasi pada promotif dan preventif.
Hanya saja, isu tersebut tidak sepenuhnya dibahas oleh kedua paslon. Misalnya seperti bagaimana program nanti dapat berjalan maksimal dengan anggaran mandatory spending dihapus di UU Omnibuslaw Kesehatan 2023.
“Apakah ke depannya anggaran kesehatan akan diprioritaskan kepada pelayanan publik ? Dan berapa besarannya ? Hal ini masih belum dibahas secara konkrit oleh para capres,” kata Idham, Minggu (4/2/2024).
Hal itu belum lagi dalam upaya mengatasi ketimpangan fasilitas kesehatan dan tenaga kerja, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
“Apakah para capres yang terpilih memiliki komitmen untuk melakukan pemerataan secara menyeluruh ? Saya masih meragukan itu,” tutur Idham.
Sementara terkait isu stunting, Idham melihat adanya perbedaan strategi pencegahan antara paslon 02 dengan 03. Menurutnya, pencegahan stunting sebaiknya memang dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan.
“Mulai dari saat ibu hamil dan sampai anak usia 2 tahun. Lebih jauh lagi, pencegahan stunting dimulai saat remaja. Bagaimana para remaja diberikan edukasi tentang stunting, dan cara pemenuhan gizi,” jelasnya.
Selain itu, pendekatan sosio-kultural juga perlu dilakukan. Sebab, seringkali ada pengaruh budaya dalam cara merawat anak. Karena itulah, menurut Idham, diperlukan adanya pendekatan holistik.
“Sehingga menghambat dalam pencegahan stunting. Intinya, penanganan stunting memerlukan pendekatan holistik,” tandas dosen yang tengah menyelesaikan studi Ph.d di Taiwan tersebut.
(0) Komentar