I-Stockphoto
Di tengah gejolak ekonomi yang tidak menentu, diikuti dengan harga bahan-bahan pokok yang merangkak naik, mengharuskan masing-masing pekerja untuk bekerja lebih keras. Sebagaimana laporan OECD (Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi)/INFE 2020 International Survey of Adult Financial Literacy menunjukkan bahwa jika terjadi krisis maka hanya sekitar 46% penduduk Indonesia hanya dapat bertahan selama seminggu. Sedangkan 18% lainnya masih dapat bertahan selama 1 bulan. Adapun 5.8% lainnya dapat bertahan kurang lebih 3 bulan, dan sekitar 8.6% dapat bertahan lebih dari 6 bulan. Sementara 21.6% sisanya mengaku tidak tahu.
Berdasarkan data tersebut, supaya dapat survive atau bertahan dalam kondisi ekonomi yang sulit dan kondisi masa depan yang belum pasti, salah satu hal urgen yang harus disiapkan adalah adanya dana darurat.
Dana darurat merupakan dana yang memang sengaja disimpan untuk persiapan dalam mengantisipasi peristiwa atau keadaan darurat yang tidak diharapkan terjadi.
Arin Setyowati Dosen Ekonomi Syariah UM Surabaya mengatakan, keberadaan dana darurat memudahkan seseorang untuk membiayai kebutuhan yang tidak terprediksi sebelumnya maupun kondisi mendesak yang terjadi.
Arin membagikan tips cara mudah untuk menyiapkan dana darurat secara ideal sebagai berikut.
Pertama, melakukan financial Check-Up. Membangun budaya menyiapkan dana darurat yang ideal tentu bukan hal yang mudah namun tetap bisa dilakukan sehingga dengan melakukan diagnosa keuangan dapat diputuskan terkait berapa dana darurat yang harus disisihkan supaya tidak memberatkan cashflow keuangan saat ini.
Kedua, mengatur cashflow dengan baik sebelum menyisihkan dana darurat. Setelah mengetahui posisi keuangan, langkah berikutnya adalah melakukan pengaturan cashflow sebaik mungkin dari keuangan setiap bulan.
“Dengan membuat perencanaan dan cashflow keuangan yang baik, kita dapat membuat ukuran porsi pengeluaran bulanan yang urgen maupun yang tidak. Selanjutnya dapat mengetahui secara pasti space dana yang bisa dialokasikan untuk dana darurat,”ujar Arin Rabu (13/12/23)
Ketiga, sisihkan sedari awal dari penghasilan untuk dana darurat. Hal ini penting untuk meminimalisir alasan bahwa penghasilan sudah habis terpakai sebelum disisihkan untuk dana darurat. Persentase tersebut guna memudahkan untuk kepemilikan dana darurat yang ideal. Adapun besaran nominal kebutuhan dana darurat setiap individu berbeda-beda, menyesuaikan profesi, jumlah penghasilan kebutuhan, dan gaya hidup.
“Adapun besaran minimal dana darurat ideal yang harus dipersiapkan adalah 6-12 kali lipat pengeluaran per bulan dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing. Rentang 6-12 kali penghasilan menjadi ambang batas aman seseorang dapat bertahan jika semisal kehilangan penghasilan per bulannya atau kondisi terburuk lainnya,”imbuhnya lagi.
Keempat, memisahkan rekening harian dengan rekening khusus dana darurat. Dengan memisahkan rekening khusus dana darurat dapat membuat porsi dana darurat yang telah disiapkan menjadi optimal sekaligus menghindari dana darurat yang terpakai secara tidak sengaja untuk kebutuhan sehari hari. Adapun rekening yang dapat digunakan untuk dana darurat baiknya aman, mudah diakses dan cepat proses pencairannya.
Terakhir adalah menerapkan hidup disiplin. Membangun dana darurat yang ideal bukan hal yang mudah. Maka disiplin dengan diri sendiri menjadi kunci penting untuk konsisten membangun dana darurat yang ideal untuk masa depan.
(0) Komentar