Istimewa
Sejumlah kecelakaan yang dialami oleh para siswa dalam kegiatan outing class memicu beberapa daerah mengeluarkan larangan outing class ke luar kota, salah satunya di Sidoarjo dan Mojokerto.
Kebijakan ini mendapat tanggapan dari Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Achmad Hidayatullah Ph.D.
Dayat mengatakan, outing class sebenarnya memiliki tujuan baik. Hal ini juga dikarenakan adanya keyakinan yang dipegang oleh guru bahwa outing class merupakan pendekatan yang inovatif dan memberikan pengalaman belajar yang kaya.
“Kegiatan outing class ini melibatkan banyak hal seperti kemampuan kognitf, afektif dan psikomotor di alam,”ujar Dayat Senin (3/2/25)
Menurut Dayat, berdasarkan hasil riset outing class memang memiliki dampak positif untuk perkembangan siswa.
“Persoalan banyaknya kecelakaan yang terjadi dalam outing class yang memakan korban, tanpa mempertimbangkan keselamatan, saya khawatir ini dianggap sebuah kenormalan,”imbuh Dayat lagi.
Dayat, khawatir outing class yang seringkali lalai terhadap pertimbangan keselamatan ini sudah menjadi habitus di antara penyelenggara pendidikan.
Menurutnya, secara simbolik, kegiatan outing class menjadi simbol sekolah yang inovatif dan memberikan pengalaman belajar yang kaya bagi siswa. Namun jika aspek keselamatan ini diabaikan, maka kapital simbolik ini justru menjadi beban moral dan sosial.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan habitus dimana keselamatan terhadap siswa dan guru ini perlu di prioritaskan.
Keputusan yang diambil sekolah atau guru dalam kegiatan outing class ini sebetulnya digerakkan oleh sistem beliefs yang dianut oleh mereka bahwa mereka berhak menentukan metode belajar yang terbaik.
“Jika demikian maka kritik orang tua terkadang tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu perlu ada perubahan paradigma juga, pertimbangan orang tua siswa juga perlu diperhatikan,”pungkasnya.
(0) Komentar