Mengapa saat Tidur Lampu Lebih Baik Mati? Ini Penjelasan Dosen FK UM Surabaya

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Mengapa saat Tidur Lampu Lebih Baik Mati? Ini Penjelasan Dosen FK UM Surabaya
Gambar Artikel Mengapa saat Tidur Lampu Lebih Baik Mati? Ini Penjelasan Dosen FK UM Surabaya
  • 03 Agu
  • 2022

Ilustrasi gambar (pexels)

Mengapa saat Tidur Lampu Lebih Baik Mati? Ini Penjelasan Dosen FK UM Surabaya

Kualitas tidur mempengaruhi aktivitas kita keesokan harinya. Tidak hanya durasi yang cukup, dengan tidur yang berkualitas badan kita akan terasa segar dan sehat ketika bangun keesokan paginya sehingga seseorang akan dapat bekerja dengan baik, tidak akan merasa letih dan lesu.

Setiap orang memiliki kebiasan tidur yang berbeda, baik dalam hal waktu, tempat, maupun kondisi kamar. Termasuk juga dalam masalah penerangan ketika tidur. Sebagian orang lebih suka tidur dalam kondisi lampu dimatikan, tetapi ada pula yang lebih nyaman ketika keadaan terang.

Rini Kusumawardhany Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya yang merupakan spesialis mata menjelaskan tidur yang baik adalah dalam keadaan gelap. Menurutnya, penelitian membuktikan, tidur dalam keadaan gelap memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Dalam keterangan tertulis Rini menjelaskan, manfaat pertama adalah menghasilkan hormon melatonin. Ahli biologi, Joan Robert, berpendapat bahwa tubuh akan menghasilkan hormon melatonin ketika kita tidur dalam keadaan lampu dimatikan. Christopher Drake, PhD, ahli tidur dari Henry Ford Hospital menyebutkan tubuh memproduksi hormon melatonin soporifik (pemicu rasa kantuk sebagai persiapan tidur).

“Salah satu fungsi hormon melatonin adalah meningkatkan kekebalan tubuh dalam menangkal penyakit. Sebaliknya, jika kita tidur dalam keadaan lampu menyala, hormon melatonin tidak akan dihasilkan dari dalam tubuh. Akibatnya, kekebalan tubuh menurun dan mudah terserang penyakit,”jelas Rini Rabu (3/8/22)

Kedua adalah menurunkan depresi. Dikutip dari National Sleep Foundation, studi terbaru dari Ohio State University mengungkapkan, tidur di ruangan yang terang lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan tidur di ruangan yang gelap. Jika lampu dibiarkan menyala ketika tidur, kita akan terganggu oleh sinar lampu sehingga tidur menjadi tidak lelap.

“Ruangan yang gelap dapat merelaksasikan pikiran sehingga dapat menghilangkan stres. Juga bisa menjadi sarana meditasi ringan yang secara tidak langsung akan bisa menstabilkan emosi dan pikiran,”imbuhnya lagi.

Manfaat ketiga adalah menghindari risiko obesitas. Menurut Rini,  cahaya redup saat tidur di malam hari dapat mengatur ulang ritme fisik, seperti jadwal makan. Pada orang yang tidur dalam ruangan dengan cahaya terang cenderung memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi.

“Jadi dapat kita simpulkan bahwa tidur dalam keadaan gelap lebih baik daripada dalam keadaan terang. jika masih kesulitan merubah kebiasaan tidur dengan keadaan gelap.”jelasnya.

Rini juga membagikan beberapa tips yang bisa dilakukan secara perlahan untuk mengubah kebiasaan tersebut. Pertama dengan memulai membiasakan dengan mengurangi intensitas cahaya lampu sedikit demi sedikit hingga akhirnya terbiasa tidur dalam kondisi gelap.

Kedua matikan semua layar sebelum tidur. TV, laptop, komputer, smartphone, tablet, dan lampu baca semuanya harus dimatikan saat akan tidur. Bahkan cahaya dari smartphone saja bisa mengganggu kualitas tidur karena langsung menyinari mata.

Ketiga hadapi ketakutan akan gelap saat tidur. Ada orang yang memiliki ketakutan akan gelap. seseorang dapat mengatasinya dengan melatihnya setiap hari dan menjauhkan pikiran negatif tentang gelap.

“Terakhir pilih lampu malam berwarna merah atau oranye. Cahaya merah atau oranye tidak mempengaruhi sistem sirkadian seperti halnya cahaya putih/biru. Menggunakan cahaya berwarna mungkin pilihan yang efektif,”tutup Rini.


Tags: lampu listrik