Mengapa Pijat Oksitosin Bisa Lancarkan Produksi Asi? Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Mengapa Pijat Oksitosin Bisa Lancarkan Produksi Asi? Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya
Gambar Artikel Mengapa Pijat Oksitosin Bisa Lancarkan Produksi Asi? Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya
  • 05 Agu
  • 2022

Ilustrasi gambar (Momchare.co.id)

Mengapa Pijat Oksitosin Bisa Lancarkan Produksi Asi? Ini Penjelasan Dosen UM Surabaya

Menyusui adalah satu fase yang dinantikan oleh setiap ibu setelah proses kelahiran bayi. Sejak bayi lahir sampai dengan usia 6 bulan, bayi berhak mendapatkan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman kecuali obat dan vitamin.

Memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan seorang anak merupakan bagian dari pelaksanaan standar emas pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF.

ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh seorang bayi dan juga mudah dicerna oleh perut bayi yang kecil dan sensitif. Hanya memberikan ASI saja sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi di bawah usia enam bulan.

Masalah menyusui yang umum dihadapi ibu dan menghambat kesuksesan pemberian ASI eksklusif adalah ibu merasakan produksi ASI nya sedikit. Kondisi ini tentu saja dapat menghambat proses menyusui dan menurunkan rasa percaya diri ibu.

Di hari pekan ASI sedunia Umi Ma’rifah Dosen Prodi S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan alasan mengapa pijat oksitosin bisa melancarkan produksi asi. Menurutnya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi refleks oksitosin, yaitu pikiran, perasaan dan emosi ibu. Pelepasan oksitosin dapat dihambat atau ditingkatkan oleh perasaan ibu.

“Hormon oksitosin akan menyebabkan sel-sel otot yang mengelilingi saluran penghasil susu mengerut atau berkontraksi sehingga ASI terdorong keluar dari saluran penghasil susu dan mengalir siap untuk dihisap oleh bayi,”jelas Umi Jumat (5/8/22)

Menurutnya, jika ibu memiliki pikiran, perasaan dan emosi yang kuat, kemungkinan besar akan menekan refleks oksitosin dalam menghambat dan mengurangi produksi ASI. Tentunya  salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI adalah pijat oksitosin.

“Pijat oksitosin merupakan salah satu intervensi secara non farmakologi untuk menstimulasi prod

uksi ASI, yang dapat dilakukan oleh para pendamping ibu nifas dalam membantu proses ibu untuk menyusui,”ungkapnya lagi.

Dalam keterangan tertulis, Umi menjelaskan pijat oksitosin merupakan pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise posterior. Pijat oksitosin dilakukan untuk merangsang reflek oksitosin atau refleks let down.

Pijat oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada daerah pungung sepanjang kedua sisi tulang belakang, sehingga diharapkan dengan dilakukannya pemijatan tulang belakang, ibu akan merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan segera hilang.

“Jika ibu dalam kondisi rileks dan tidak kelelahan dapat membantu pengeluaran hormon oksitosin. Pijatan atau pada tulang belakang, neurotransmitter akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan buah dada mengeluarkan air susunya,”tegasnya.

Di akhir keterangannya, Umi menambahkan pijat oksitosin efektif dilakukan pada hari pertama dan kedua post-partum, karena pada kedua hari tersebut ASI belum diproduksi cukup banyak.

“Pijat oksitosin bisa dilakukan kapanpun ibu mau dengan durasi ± 15 menit, lebih disarankan dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI. Sehingga untuk mendapatkan jumlah ASI yang optimal dan baik, sebaiknya pijat oksitosin dilakukan setiap hari dengan durasi ±15 menit,”pungkasnya.