Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Masyarakat awam kadang tidak mengerti alasan mengapa sebelum dilakukan tindakan operasi, pasien harus berpuasa terlebih dahulu. Tidak jarang terjadi tanpa sepengetahuan dokter atau perawat, keluarga pasien memberi makan atau minuman karena kasihan dengan pasien. Padahal tentu itu sangat membahayakan keselamatan pasien saat tindakan operasi dilakukan.
Ketika seorang pasien direncanakan operasi, biasanya akan diminta untuk berpuasa 6-8 jam sebelum operasi dilakukan. Hal ini sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien saat dilakukan tindakan operasi, dan sebaliknya jika pasien tidak berpuasa seperti yang disarankan sebelum tindakan operasi akan sangat membahayakan kondisi pasien tersebut.
Prosedur dalam tindakan pembedahan, pasien akan dilakukan pembiusan atau diberikan obat anestesi, dengan tujuan agar pasien tidak merasakan nyeri saat dilakukan operasi, dan disaat yang sama pada beberapa tindakan operasi pasien akan dibuat tidak sadar.
Firman, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya mengatakan, tindakan pembiusan ini erat kaitannya dengan mengapa seorang pasien harus puasa. Ada beberapa teknik pembiusan yang akan dipilih oleh dokter atau ahli anestesi, yaitu pembiusan umum, pembiusan setengah badan, pembiusan untuk satu daerah organ tubuh, dan pembiusan lokal.
Menurutnya, pemilihan teknik pembiusan akan mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: lokasi penyakit pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan, riwayat penyakit yang diderita pasien dan tentunya mempertimbangkan keselamatan dan kenyamanan pasien. Semua tindakan pembiusan pada operasi yang terencana membutuhkan persiapan puasa yang cukup, kecuali pembiusan lokal.
Pembiusan umum dilakukan dengan cara pasien dibuat tidak sadar sepenuhnya, dimana ketika pasien tidak sadar, akan menyebabkan hilangnya refleks batuk dan refleks menelan, serta hilangnya kendali terhadap spingter atau katup pada lambung yang mengatur kembalinya isi lambung ke tenggorokan.
“Berpuasa sebelum operasi bertujuan agar pasien tidak muntah, yang bisa menyebabkan isi lambung naik ke tenggorokan, kemudian karena hilangnya refleks batuk dan menelan bisa menyebabkan pasien tersendak sehingga sisa muntahan akan masuk ke dalam paru, sehingga menyebabkan kerusakan pada paru, akibanya pasien dalam mengalami sesak nafas dan hipoksia berat,”ujar Firman Rabu (12/7/23)
Oleh sebab itu sebelum tindakan operasi dilakukan, pasien diminta untuk berpuasa agar pasien tidak muntah pada saat dilakukannya tindakan operasi. Sehingga proses tindakan operasi bisa berjalan dengan baik.
“Setelah tindakan operasi dilakukan pasien masih harus tetap puasa, sampai diperbolehkan makan oleh dokter atau perawat yang bertugas. Biasanya pasien diperbolehkan makan ketika pasien sudah sadar, dengan kesadaran optimal, tekanan darah kembali normal, pasien bisa batuk dan menelan Kembali,”pungkas Firman.
(0) Komentar