Kasus Polio Kembali Muncul, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Kasus Polio Kembali Muncul, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya
Gambar Artikel Kasus Polio Kembali Muncul, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya
  • 14 Jan
  • 2024

I-Stockphoto

Kasus Polio Kembali Muncul, Ini Kata Dosen FK UM Surabaya

Sejak 2022 hingga 2023, Indonesia kembali mencatat tujuh kasus polio. Teridentifikasi di Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur. Padahal, sebelumnya Indonesia sudah dinyatakan bebas polio di 2014

Gina Noor Djalilah Dosen Spesialis Anak FK UM Surabaya menyebut, adanya KLB polio di Jawa Timur dan lainnya menunjukkan adanya clusters atau daerah dengan immunity gap akibat tidak di vaksin. Upaya nakes dan pejabat daerah untuk mengeliminasi cluster ini belum berhasil, karena kurangnya pemahaman atas value of immunization sebagai salah satu acuan untuk survive sebagai manusia.

Gina menjelaskan, polio adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Virus polio ditularkan dari orang ke orang melalui fekal-oral, atau melalui air atau makanan yang terkontaminasi dan berkembang biak di usus. 

“Gejala awal berupa demam, lelah, nyeri kepala, muntah, kaku kuduk, dan nyeri pada anggota tubuh. Satu dari 200 kejadian infeksi menyebabkan kelumpuhan ireversibel (biasanya pada tungkai). 5-10% di antaranya meninggal akibat otot pernapasan lumpuh,”ujar Gina Minggu (14/1/24)

Ia menjelasakan Polio (poliomielitis) menyerang anak usia kurang dari 5 tahun. 1 dari 200 kejadian infeksi menyebabkan paralisis irreversibel. 5-10% di antaranya meninggal ketika otot pernapasan lumpuh.

“Selama seorang anak terinfeksi polio, seluruh anak di dunia berisiko terinfeksi polio. Kegagalan dalam mengeradikasi polio dapat mengakibatkan timbulnya 200.000 kasus baru tiap tahunnya dalam 10 tahun, di seluruh dunia,”imbuhnya lagi. 

Terkait pencegahan, Gina menegaskan, polio hanya dapat dicegah tidak ada pengobatan untuk polio. Vaksin polio yang diberikan beberapa kali dapat melindungi seorang anak dari polio seumur hidupnya.

“Sebagai spesialis anak, kami terus berupaya mengajak masyarakat agar faham imunisasi sebagai tuntunan mengembangkan anak menjadi dewasa. KLB pasti merugikan akibat kematian, sequel dan difabilitas. semoga kita bisa bekerjasama menghilangkan immunity gap yang sudah jelas di Jawa Timur,”pungkasnya.