Kasus Penyakit Sifilis Anak di Indonesia Naik 70%, Dosen UM Surabaya Himbau Hal Ini

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Kasus Penyakit Sifilis Anak di Indonesia Naik 70%, Dosen UM Surabaya Himbau Hal Ini
Gambar Artikel Kasus Penyakit Sifilis Anak di Indonesia Naik 70%, Dosen UM Surabaya Himbau Hal Ini
  • 12 Mei
  • 2023

Ilustrasi gambar (freepik)

Kasus Penyakit Sifilis Anak di Indonesia Naik 70%, Dosen UM Surabaya Himbau Hal Ini

Baru-baru ini Kementrian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan fakta terbaru mengenai kasus penyakit menular seksual di Indonesia. Mohammad Syahril selaku juru bicara Kemenkes menyebut bahwa kasus sifilis meningkat hampir 70% dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yakni 2018 sampai 2022 kemarin.

Sifilis atau penyakit raja singa adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri.

Penyakit sifilis atau juga dikenal dengan penyakit raja singa adalah Penyakit Menular Seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.

Idham Choliq Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menyebut, sifilis dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius bila tanpa pengobatan yang memadai.

Menurutnya, penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya di alat kelamin, rektum atau mulut. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.

“Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis, yang dikenal sebagai chancre. Chancre dapat terjadi pada sekitar penis, vagina, anus, rektum, dan bibir atau mulut,”imbuh Idham lagi.

Idham juga menyebut, sifilis dapat menyebar selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Orang hamil dengan sifilis juga dapat menularkan infeksi kepada anaknya yang belum lahir.

“Waktu rata-rata antara tertular sifilis dan awal gejala pertama adalah 21 hari. Namun, ini dapat berkisar dari 10 hingga 90 hari,”tegasnya.

Dalam keterangannya, Idham juga membagikan tips menghindari penyakit sifilis.

Pertama, setia dengan satu pasangan atau monogami. Idham menegaskan, menjalin hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak menderita sifilis, ini merupakan satu-satunya cara untuk mencegah sifilis

Kedua, penggunaan kondom. Kondom bila digunakan dengan benar setiap kali seseorang berhubungan seks dapat mengurangi risiko terkena atau menderita sifilis. Kondom menawarkan perlindungan saat kondom menutupi area yang terinfeksi atau tempat yang berpotensi terpapar. Namun, penularan sifilis dapat terjadi dengan lesi yang tidak tertutup oleh kondom .

Ketiga, menghindari hubungan dengan penderita sifilis. Menghindari sifilis adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan penderita sifilis.