Kasus Leptospirosis Meningkat saat Musim Hujan, Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Ini

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Kasus Leptospirosis Meningkat saat Musim Hujan, Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Ini
Gambar Artikel Kasus Leptospirosis Meningkat saat Musim Hujan, Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Ini
  • 07 Nov
  • 2022

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Kasus Leptospirosis Meningkat saat Musim Hujan, Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Ini

Kasus Leptospirosis meningkat di beberapa daerah, salah satunya kasus yang terjadi di Jawa Tengah, 374 kasus Leptospirosis terdeteksi dan 54 dinyatakan meninggal.

Saat musim hujan, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit sebagai akibat adanya perubahan suhu pada lingkungan. Ketika musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah berkembang biak dan semakin mudah masuk ke tubuh manusia.

Kondisi daya tahan tubuh yang tak prima akan semakin membuat bakteri dan virus berkembang hingga menyebabkan penyakit, sehingga penting bagi seseorang untuk menjaga kondisi tubuh bahkan perlu meningkatkan daya tahan tubuh.

Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan  beberapa penyakit cenderung mudah menular dan menyebar pada musim ini diantaranya leptospirosis, tipes atau demam tifoid hingga Dengue Haemoragic Fever (DBD).

“Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira dengan reservoir utama yakni tikus. Urine dari tikus yang terinfeksi leptospira merupakan sumber yang paling pathogen,”ungkap Ira Senin (7/11/22)

Ia menjelaskan perantara utama penularan penyakit ini melalui air dan tanah yang sudah tercemar urine tikus, masuk melalui luka yang ada di kulit. Kebanyakan kasus ini terjadi pada musim hujan dikarenakan leptospira bisa bertahan dalam air selama beberapa bulan.

“Masuknya bakteri ke dalam tubuh  menyebabkan suhu tubuh naik secara mendadak disertai menggigil, nyeri kepala, nyeri otot, mual muntah, pada fase lanjutan muncul gejala batuk, nyeri dada, hingga batuk darah dan penurunan kesadaran,”jelasnya lagi.

Selain itu ia juga menambahkan penyakit lain yang harus diwaspadai adalah tipes atau demam tifoid atau penyakit infeksi pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Transmisi Salmonella typhi ke dalam tubuh manusia dapat melalui transmisi oral yakni makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Kedua melalui transmisi dari tangan ke mulut yakni tangan yang tidak higenis yang terdapat Salmonella typhi langsung bersentuhan dengan makanan yang dimakan. Ketiga melalui transmisi kotoran yakni dimana kotoran individu yang mengandung Salmonella typhi ke sungai atau dekat dengan sumber air yang dikonsumsi sebagai kebutuhan sehari-hari.

“Masuknya bakteri ke dalam saluran pencernaan menyebabkan suhu tubuh naik turun, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri perut kanan atas, perasaan tidak nyaman pada perut, mual muntah, diare, hingga terjadinya perdarahan usus, syok, hingga penururan kesadaran,”imbuhnya.

Lebih lanjut lagi ia menjelaskan satu penyakit lagi yang harus diwaspadai yakni DBD atau DHF, Dengue Haemoragic Fever penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang diperantai oleh nyamuk Aedes Aegepty dan Aedes Albopticus.

“Kasus DHF meningkat pada musim hujan karena nyamuk membutuhkan media air untuk berkembang biak. Masuknya virus dengue ke dalam tubuh menyebabkan suhu tubuh yang naik secara mendadak, lemah dan lesu, nyeri kepala, nyeri otot, persendian dan tulang, mual muntah, nyeri perut,”jelasnya.

Hasil spesifik pada pemeriksaan diagnostik adalah penurunan kadar trombosit yang menyebabkan pendarahan pada gusi dan hidung, timbulnya bintik-bintik merah pada kulit, hingga terjadi syok, penurunan kesadaran hingga kematian.

Di akhir keterangannya ia juga berpesan guna mencegah terjadinya penyakit-penyakit  tersebut, alangkah baiknya masyarakat tetap waspada dengan melakukan beberapa hal seperti membiasakan mencuci tangan dengan sabun setiap akan makan dan setelah BAB, mengkonsumsi makanan dan minuman yang terjaga kebersihannya.

“Penting untuk melakukan gerakan 3M (mengubur, menguras, dan menutup), serta selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan menghindari bermain air saat banjir terutama pada saat memiliki luka pada kulit,”pungkas Ira.