Ilustrasi gambar (ANTARA FOTO)
Kembalinya erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang pada Minggu 4 Desember 2022 membawa dampak bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung tersebut.
Dosen Bencana dan Keperawatan Gawat Darurat FIK UM Surabaya Agung Wijaya mengatakan erupsi gunung tidak tiba-tiba terjadi, melainkan memiliki tanda-tanda, atau peringatan.
“Tanda atau peringatan ini bisa dalam bentuk kearifan lokal ataupun notifikasi secara teknologi yang menggunakan system aplikasi,”ujar Agung Senin (5/12/22)
Agung berharap, dalam menghadapi ancaman erupsi gunung, masyarakat yang berada atau bertempat tinggal di kaki gunung dapat mengenali tanda-tanda peningkatan aktivitas status gunung berapi, baik tanda yang diberikan alam atau notifikasi dari teknologi aplikasi yang mudah diakses.
Sementara langkah pertama sebagai upaya penyelamatan, seseorang bisa selalu mengkases perkembangan status gunung berapi melalui arahan PVMBG, menuju jalur evakuasi yang sudah ditentukan dan shelter.
“Yang terpenting masyarakat sekitar harus menjauh dari aliran lahar atau awan panas dan aliran lahar dingin,”imbuhnya lagi.
Ketiga siapkan keperluan pribadi. Siapkan tas siaga yang berisi masker, kacamata pelindung, kain handuk, air mineral, fungsi handuk dapat dibasahi menggunakan air dan digunakan seperti masker.
Keempat, Agung menghimbau untuk menyiapkan makanan yang dapat langsung dikonsumsi, serta obat-obatan pribadi, dan senter.
Kelima, selalu gunakan pakaian lengan panjang,celana panjang, tutupi kepala dengan topi atau helm, gunakan kaca mata dan masker.
“Masker memiliki manfaat mencegah terjadiya ISPA atau infeksi saluran pernapasan atas yang diakibatkan debu vulkanik,”tegasnya.
Keenam, Agung juga menghimbau agar masyarakat tidak berkendara menggunakan mobil, karena abu vulkanik dapat merusak mesin kendaraan,
Terakhir ia menghimbau, saat berada di dalam bangunan rumah atau pendopo perhatikan kekuatan penyangga atap, karena abu vulkanik dapat menyebabkan atap ambrol.
“Usahakan berlindung di bangunan yang atapnya terbuat dari cor, jangan pernah berusaha mengambil risiko dengan mengabadikan moment yang berbahaya terkait erupsi gunung,”tutup Agung.
(0) Komentar