Dosen UM Surabaya: Vape Picu Terjadinya Gangguan Mulut, Gusi hingga Kanker Mulut

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya: Vape Picu Terjadinya Gangguan Mulut, Gusi hingga Kanker Mulut
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya: Vape Picu Terjadinya Gangguan Mulut, Gusi hingga Kanker Mulut
  • 20 Mar
  • 2023

Ilustrasi gambar (I-Stockphoto)

Dosen UM Surabaya: Vape Picu Terjadinya Gangguan Mulut, Gusi hingga Kanker Mulut

Anggapan vape lebih sehat dari rokok konvensional, membuat banyak orang kemudian beralih menggunakan vape. Hal ini membuat terjadinya lonjakan jumlah perokok di Indonesia. Bahwa tren vaping bukan hanya marak terjadi di kalangan pria dewasa saja. Namun juga marak dikonsumsi oleh anak sekolah dan kaum perempuan.

Vape memiliki bau yang tidak begitu menyengat jika dibandingkan dengan bau asap rokok konvensional. Karena vape tidak melibatkan proses pengasapan dan pembakaran tembakau. Sehingga banyak perokok aktif di usia remaja atau anak sekolah yang memilih menggunakan vape.

“Walaupun kelihatan lebih sehat karena tidak terjadi proses pengasapan dan pembakaran. Akan tetapi vape mempunyai kandungan nikotin yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rokok konvensional,”ucap Vella Rohmayani Dosen Teknologi Laboratorium Medis UM Surabaya.

Vella menyebut, vape mengandung nikotin, bahkan kadar nikotin dalam vape bisa 10 kali lipat dibandingkan dengan rokok konvensional.

“Beberapa peneliti menyebutkan bahwa kegiatan vaping dalam jangka panjang dama memicu terjadinya ganngguan kesehatan mulut, penyakit gusi hingga menyebabkan kanker mulut,”tegas Vella Senin (20/3/23)

Vella menjelaskan, cairan pada vape yang dipanaskan akan menghasilkan tekanan yang kuat, serta dapat menjadikan mikroba yang hidup atau berada di dalam mulut dapat berkembang.

Menurutnya, beralih mengkonsumsi rokok konvensional dengan mengkonsumsi vape tidak akan memberikan keuntungan apapun. Karena selain bahaya dari kandungan bahan kimia yang terdapat dalam vape. Vape juga dapat memicu bakteri yang ada di dalam mulut dan berkembang dengan lebih pesat.

“Inilah yang menjadi faktor penyebab terjadinya berbagai gangguan mulut hingga kanker mulut akibat melakukan vaping,”tegas Vella lagi.

Ia mengatakan, hal ini membuktikan bahwa sebenarnya tren vaping sama sekali tidak menghindarkan dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kegiatan merokok.

“Oleh sebab itu sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi vape, sebaiknya perlu dipikirkan terlebih dahulu secara matang, dan carilah informasi terkait dengan kerugian yang akan di dapatkan,”pungkas Vella.