Dosen UM Surabaya: Kenali Penyebab dan Ciri Seseorang Ingin Bunuh Diri

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya: Kenali Penyebab dan Ciri Seseorang Ingin Bunuh Diri
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya: Kenali Penyebab dan Ciri Seseorang Ingin Bunuh Diri
  • 01 Sep
  • 2022

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Dosen UM Surabaya: Kenali Penyebab dan Ciri Seseorang Ingin Bunuh Diri

Beberapa hari lalu media sosial dihebohkan dengan Aktris Korea Selatan Yoo Ju Eun yang meninggal dunia karena bunuh diri di usia 27 tahun. Yoo Ju Eun meninggalkan pesan terakhir untuk keluarganya, ia bercerita jika terpaksa bunuh diri lantaran berjuang untuk karier seperti aktris sangat menyiksa.

Tak hanya di Korea, di Indonesia sendiri kasus bunuh diri bukanlah angka yang kecil. Badan pusat statistik mencatat pada tahun 2020 total kasus bunuh diri di Indonesia mencapai 5.787 kasus.

Uswatun Hasanah Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan bunuh diri merupakan tindakan melukai diri sendiri dengan maksud untuk menghilangkan nyawa.

Menurut Uswatun, perilaku bunuh diri merupakan bagian dari masalah kesehatan mental yang perlu mendapatkan perhatian dan harus diatasi.

“Seseorang yang ingin melakukan bunuh diri disebabkan berbagai faktor yang sangat kompleks baik dari aspek biologis, psikologis dan sosial kultural yang terakumulasi dalam bentuk stressor yang tidak mampu ditangani lagis secara adaptif oleh penderita,”jelas Uswatun Kamis (1/9/22)

Menurut penjelasannya, seseorang yang ingin bunuh diri jika diamati dengan baik akan menunjukkan tanda-tanda yang menjadi sinyal bahwa dalam waktu dekat ia akan melakukan hal tesebut. Secara verbal orang yang akan bunuh diri sering mengeluh lelah dengan keadaan, capek berada di situasi yang sama dalam waktu lama, mengatakan bosan hidup, mempertanyakan untuk apa ia hidup, menitipkan orang atau hal berharga yang dimiliki pada orang lain.

“Secara perilaku seseorang yang ingin bunuh diri akan menunjukkan kebiasaan yang tidak biasa, seperti lebih banyak diam, menyendiri, tidak mau beraktivitas selama beberapa hari, dan menghindari bertemu dengan orang lain,”imbuh Uswatun.

Ia menambahkan, jika seseorang pernah mengungkapkan ide bunuh diri perlu kita amati apakah ide tersebut berlanjut menjadi upaya bunuh diri, dengan memperhatikan kondisi fisik seperti bekas sayatan di pergelangan tangan atau luka di bagian tubuh lainnya, atau penggunaan bahan kimia atau berbahaya lainnya.

Orang yang melakukan bunuh diri hakikatnya hanya memiliki satu tujuan utama, bukan karena betul-betul ingin mati, akan tetapi mereka hanya ingin pergi dari situasi sulit atau masalah yang dirasa tidak mampu dihadapi.

“Jadi yang paling dibutuhkan oleh penderita adalah dukungan dari lingkungan sekitar untuk dapat menguatkan kondisi mental emosionalnya, sehingga penderita merasa tidak sendiri,”tutup Uswatun.