Dosen UM Surabaya : Ini yang Perlu Diperhatikan Setelah Suntik Booster

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya : Ini yang Perlu Diperhatikan Setelah Suntik Booster
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya : Ini yang Perlu Diperhatikan Setelah Suntik Booster
  • 27 Jan
  • 2022

Foto Ira Purnamasari dosen FIK UM Surabaya (Dok: pribadi)

Dosen UM Surabaya : Ini yang Perlu Diperhatikan Setelah Suntik Booster

Pemerintah menghimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan juga melakukan vaksin booster Covid-19 untuk menghindari varian omicron. Untuk yang sudah memenuhi syarat atau telah divaksin pertama dan kedua, vaksinasi booster dapat dilakukan.

Merespon hal tersebut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Ira Purnamasari mengatakan bahwa masyarakat harus memperhatikan beberapa hal supaya vaksin dapat bekerja semaksimal mungkin.

“Sama halnya seperti vaksinasi dosis 1 dan 2, vaksinasi booster juga beresiko menyebabkan KIPI atau kejadian pasca imuniasasi, apalagi ketika kondisi tubuh tidak cukup sehat saat menerima vaksin, maka akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di bagian bekas suntikan, nyeri sendi, demam, meriang hingga mual,”tutur Ira dosen keperawatan medikal bedah. Kamis (27/1/22)

Ira juga menjelaskan masyarakat perlu memperhatikan saat akan menerima vaksinasi booster, yang pertama adalah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap fit, mengkonsumsi makanan bernutrisi, minum air mineral minimal 2 liter/hari dan tidur yang cukup.

“Yang terpenting jangan gugup, karena jika gugup maka akan berpengaruh pada tekanan darah yang cenderung menjadi tinggi, dan yang terakhir beristirahat setelah vaksin dan sediakan paracetamol sebagai obat pereda nyeri dan penurun panas,”imbuh Ira.

Di akhir paparannya Ira juga menjelaskan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan merupakan kunci dalam mengatasi pandemi Covid-19. Maka mari bersama-sama melakukan vaksinasi booster dan tetap menerapakan protokol kesehatan dengan ketat agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti halnya yang terjadi pada bulan Juli-Agustus 2021.