Dosen UM Surabaya : Ini Cara Melakukan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Menurut Kondisi Korban

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya : Ini Cara Melakukan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Menurut Kondisi Korban
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya : Ini Cara Melakukan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Menurut Kondisi Korban
  • 13 Mar
  • 2022

Ilustrasi gambar Edi Wahyono (detik.com)

Dosen UM Surabaya : Ini Cara Melakukan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Menurut Kondisi Korban

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi hari ini menembus angka yang cukup tinggi yang mengakibatkan korban mengalami kondisi luka-luka, patah tulang hingga meninggal dunia. Pemahaman masyarakat sekaligus penanganan yang cepat menjadi solusi untuk mencegah terjadinya keparahan hingga korban meninggal dunia.

“Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam melakukan pertolongan pertama saat di lokasi kejadian, namun yang menjadi catatan masyarakat harus benar paham dan menguasai ilmunya. Jangan sampai niat baiknya menolong malah memperburuk kondisi korban,”ujar Agung Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya.

Agung Wijaya yang sekaligus pakar disaster dan emergency menjelaskan dalam menolong korban jika dalam keadaan darurat seseorang bisa melakukan menghubungi nomor darurat (112) nomor ambulance atau pihak yang berwajib. Ia menjelaskan sebelum menolong pastikan diri kita aman atau tidak berisiko celaka.

Meminta bantuan orang sekitar untuk mengamankan lokasi kejadian dan meminta pertolongan kepada orang lain juga harus dilakukan. Penting untuk memindahkan korban di tempat yang aman dengan menggunakan tandu atau alas datar yang keras. Hindari cara mengangkat korban dengan cara menjinjing atau menenteng.

“Pertama yang dilakukan adalah pastikan korban masih hidup ataukah sudah meninggal dengan cara memegang denyut nadi yang berada di leher kanan. Memastikan kesadaran korban dengan cara korban dapat berkomunikasi aktif atau tidak, jika tidak sadar perlu kita panggil agar merespon panggilan penolong atau dirangsang titik nyerinya,”jelas Agung lagi.

Hindari memberi minum korban yang berisiko mengakibatkan korban tersedak. Pastikan korban tidak mengalami sumbatan jalan napas atau sesak dengan cara mendengarkan suara napas korban, bila ada sumbatan atau terdengar suara ngorok dari dalam mulutnya segera melakukan pembebasan jalan napas.

“Jika korban menggunakan helm saat terjadi kecelakaan jangan langsung melepas, perlu seseorang yang ahli untuk melepasnya. Apabila ditemukan perdarahan segera tutup dengan cara membebet dan menekan area. Hindari memberikan minyak, oli bensin, kecap atau pasta gigi di area luka,”imbuhnya.

Di akhir keterangannya Agung menegaskan dan mengingatkan untuk tidak mengambil foto maupun video, terlebih menyebarluaskan melalui media sosial tanpa keterangan yang informatif dan edukasi yang baik.