Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Prevalensi perokok pada usia anak sekolah dan remaja kian tahun semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena usia remaja merupakan masa transisi dan rentan, karena seorang individu akan mengalami banyak perubahan baik itu perubahan psikis maupun fisik.
Vella Rohmayani Dosen Prodi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan (FIK) UM Surabaya menjelasakan usia remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta memiliki gejolak emosi sehingga dapat lebih mudah melakukan tindakan yang menyimpang dari aturan maupun norma sosial di kalangan masyarakat, salah satunya perilaku merokok.
Menurut Vella beberapa penelitian di Indonesia menyatakan bahwa kebanyakan seseorang mulai mengkonsumsi rokok ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMA) atau kurang lebih pada usia 12 tahun. Namun kebiasaan merokok dikalangan anak usia sekolah, paling sering terjadi pada siswa yang sedang pengenyam pendidikan di bangku SMA.
“Kegiatan merokok tentuk memiliki efek buruk bagi kesehatan, karena rokok memiliki beberapa komponen yang bersifat toxic bagi tubuh, yaitu karbonmonoksida, tar dan nikotin,”tegas Vella yang juga Anggota Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC)
Ia menjelaskan karbonmonoksida adalah salah satu kadungan berbahaya dari rokok. Karbonmonoksida memiliki kemampuan mengikat hemoglobin dalam darah 200 kali lebih kuat jika dibandingkan dengan oksigen.
“Peningkatan kadar karbonmonoksida dalam darah dapat menyebabkan terjadinya ganguan pernapasan, sakit kepala, serta depresi yang mana dalam jangka panjang tentu dapat mengakibatkan terjadinya masalah kesehatan yang serius,”ungkap Vella Selasa (8/8/22)
Selanjutnya, kandungan rokok yang berbahaya bagi tubuh adalah tar. Zat ini dapat mengendap dalam paru paru serta dapat mengganggu fungsi rambut yang melapisi permukaan organ paru-paru. Sehingga kemampuan paru-paru untuk menyaring zat berbahaya seperti bakteri maupun kuman yang masuk dapat menurun.
Tak hanya itu, nikotin juga menjadi salah satu komponen rokok yang berbahaya bagi tubuh. Zat ini dapat membuat seseorang menjadi ketagihan, dapat merusak jaringan pada otak, menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, serta masalah kesehatan lainnya.
Melihat bahaya kandungan pada rokok tentu perilaku merokok pada anak usia sekolah atau remaja akan berpengaruh buruk bagi kesehatan mereka. Anak usia sekolah atau remaja yang merokok biasanya akan mengalami gejala kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena mengalami penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga menyebabkan anak tersebut mengalami depresi.
“Oleh sebab itu menjadi penting bagi kita untuk menciptakan ruang tanpa rokok, serta melakukan langkah-langkah pencegahan merokok terutama pada kalangan anak usia sekolah atau remaja,”tukasnya.
(0) Komentar