Dosen UM Surabaya: Hati-hati, Burnout Bisa Sebabakan Kematian

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya: Hati-hati, Burnout Bisa Sebabakan Kematian
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya: Hati-hati, Burnout Bisa Sebabakan Kematian
  • 01 Mar
  • 2023

ilustrasi burnout. (Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Dosen UM Surabaya: Hati-hati, Burnout Bisa Sebabakan Kematian

Lelah akibat pekerjaan sering kali dianggap sepele, bahkan dianggap tidak bermasalah. Padahal kondisi lelah akibat beban kerja yang berlebihan sangat berbahaya. Kondisi ini biasanya disebut Burnout.

Burnout merupakan stres kronis yang terjadi saat individu merasa beban kerjanya melebihi kemampuan yang dimilikinya. Burnout biasanya terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan pekerja. Burnout juga dicirikan dengan adanya gangguan kesehatan dan psikologis seperti gangguan usus, gangguan tidur, sakit pada punggung, sakit kepala, batuk, pilek, depresi, perasaan bersalah, dan kelelahan emosi.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Idham Choliq membagikan 4 tips agar para pekerja tidak mengalami burnout.

Pertama, ,memprioritaskan perawatan diri (self-care). Idham menjelaskan, sangat penting untuk mengisi kembali energi fisik dan emosional, kemampuan untuk fokus, dengan memprioritaskan kebiasaan tidur yang baik, nutrisi, olahraga, hubungan sosial, dan kebiasaan, seperti bermeditasi, menulis jurnal, dan menikmati alam.

“Jika seseorang kesulitan memasukkan aktivitas seperti itu ke dalam jadwal karena sibuk bekerja, luangkanlah waktu seminggu untuk menilai dengan tepat bagaimana anda menghabiskan waktu,”ujar Idham Rabu (1/3/23)

Kedua, ubah perspektif. Seseorang harus mencermati pola pikir dan asumsi. Aspek apa dari situasi seseorang yang benar-benar diperbaiki, dan mana yang dapat diubah. Mengubah perspektif dapat menahan dampak negatif bahkan dari aspek yang tidak fleksibel.

“Jika kelelahan adalah masalah utama, tanyakan pada diri sendiri tugas mana yang termasuk tugas penting dan tidak,”imbuh Idham lagi.

Ketiga, kurangi paparan stress (stresor) di tempat kerja. Stres kadang melibatkan rekan kerja, klien, dan bahkan anggota keluarga. Sehingga penting untuk menentukan apakah pekerjaan ini dapat memicu stress atau kelelahan. Hindarilah pekerjaan yang dapat memicu stress.

Keempat, lakukan interkasi. Solusi terbaik untuk burnout adalah mencari interaksi interpersonal yang kaya dan pengembangan pribadi profesional yang berkelanjutan.

“Temukan pelatih dan mentor yang dapat membantu mengidentifikasi dan mengaktifkan hubungan positif dan kesempatan belajar. Bersedia untuk menasihati orang lain adalah cara lain yang sangat efektif untuk keluar dari siklus negatif,”pungkas Idham.