Dosen UM Surabaya: Cegah Hipoglikemia dengan Makan Sahur

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya: Cegah Hipoglikemia dengan Makan Sahur
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya: Cegah Hipoglikemia dengan Makan Sahur
  • 06 Apr
  • 2022

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Dosen UM Surabaya: Cegah Hipoglikemia dengan Makan Sahur

Sahur memiliki makna makan dan minum pada dini hari yang disunnahkan menjelang fajar sebelum subuh bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa. Selain menghindarkan seseorang dari kelemahan yang disebabkan oleh puasa, juga ada keberkahan di dalam makan sahur.

Makan sahur merupakan kesempatan mengisi tubuh dengan energi, sel-sel tubuh yang bekerja membutuhkan energi yang salah satunya berasal dari glukosa darah. Selain menunda rasa lapar dan menghindari kelesuhan selama puasa, manfaat sahur juga menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil.

Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan glukosa atau gula darah merupakan sumber energi bagi tubuh. Glukosa didapatkan dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, tepung, dan kentang. Selain dari makanan, glukosa juga diproduksi secara alami di hati.

“Jika kita melewatkan makan sahur, maka akan berisiko mengalami hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula dalam darah di bawah 70 mg/dL,”jelas Ira Rabu (6/4/22).

Ira menjelaskan kondisi hipoglikemia atau kadar gula dalam darah rendah, menyebabkan tubuh mengalami kekurangan energi untuk berativitas. Melewatkan sahur menyebabkan tubuh mengalami kekurangan nutrisi, yang ditandai dengan muncul gejala seperti mudah lapar, pusing, lemas, sulit berkonsentrasi, pucat, keringat dingin, gemetar, jantung berdebar, hingga penurunan kesadaran.

“Maka penting bagi orang yang berpuasa untuk tidak melewatkan sahur, dengan memakan makanan yang mengandung sumber energi seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Agar glukosa dalam darah tetap terjaga,”tutup Ira.