Dosen UM Surabaya Beri Tanggapan Kelakar Ketua PBNU Soal ‘Sogokan Hasanah’ di Rapat DPR

• 28 Jan
• 2025

Istimewa

Dosen UM Surabaya Beri Tanggapan Kelakar Ketua PBNU Soal ‘Sogokan Hasanah’ di Rapat DPR

• Artikel
• Oleh Uswah Sahal
• Agama
• (0) Komentar
• (176) Dilihat

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla menilai pemberian kewenangan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan untuk mengelola tambang bukan suatu sogokan. Bila dianggap sogokan, ia menilai itu merupakan sogokan hasanah.

M. Febriyanto Firman Wijaya Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya menyebut, pernyataan Ulil Abshar tentang "Sogokan Hasanah" menimbulkan pertanyaan tentang etika dan moralitas dalam Islam. Meskipun niat baik dapat mempengaruhi nilai ibadah, namun tidak dapat membenarkan tindakan yang secara intrinsik salah.

Riyan menjelaskan, dalam Islam, ada kaidah ushul fiqh yang jelas (Al-Wasailu la tahallu bil-ghayat), yang artinya cara tidak menjadi halal hanya karena tujuannya,”ujar Riyan Selasa (28/1/25)
“Ini menegaskan bahwa cara atau wasilah untuk mencapai tujuan tidak dapat dibenarkan hanya karena tujuan akhirnya baik,”ujar Riyan Selasa (28/1/25)

Selain itu, kaidah lainnya juga relevan (Al-Ghayyah la tabarriru al-wasilah), yang artinya "tujuan tidak membenarkan cara (yang salah)". Ini menegaskan bahwa tujuan akhir tidak dapat membenarkan cara atau wasilah yang salah atau melanggar hukum Islam.

“Dalam konteks ini, "Sogokan Hasanah" tidak dapat dibenarkan hanya karena niat baik atau tujuan yang baik. Tindakan ini secara intrinsik salah dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan moralitas dalam Islam,”imbuhnya lagi. 

Begitu pula dalam hal konsesi tambang yang diberikan oleh pemerintah kepada ormas tidak bisa serta merta di maknai sebagai sogokan(riswah) bahkan menurut Riyan tidak bisa di sandingkan antara sogokan dengan niat baik.

“Pernyataan Ulil Abshar tentang "Sogokan Hasanah" dapat dianggap sebagai pembenaran atas tindakan yang tidak etis dan dapat merusak integritas masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan masyarakat tentang pentingnya integritas dan kejujuran,”imbuhnya lagi. 

Dengan demikian, menurut Riyan perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam tentang etika dan moralitas dalam Islam, serta pentingnya mempertimbangkan kaidah-kaidah ushul fiqh dalam mengambil keputusan.