Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa untuk Lansia

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa untuk Lansia
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa untuk Lansia
  • 19 Apr
  • 2022

Ilustrasi gambar (Shutterstock)

Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa untuk Lansia

Setiap muslim di bulan Ramadan diwajibkan untuk berpuasa baik laki-laki atau perempuan. Beberapa golongan yang diperbolehkan tidak berpuasa adalah musafir atau seseorang yang dalam perjalanan, ibu hamil, ibu menyusui, lanjut usia (lansia), orang yang sedang sakit. Lanjut usia (lansia), orang yang sedang sakit. Lanjut usia  adalah golongan yang diberikan keringanan atau diperbolehkan tidak berpuasa, namun jika lansia merasa mampu dan tidak berpotensi menjadi sakit diperbolehkan untuk berpuasa.

Siti Aisyah, Tim Pengajar Divisi Gerontik Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, membagikan enam tips untuk lansia tetap sehat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

“Pertama adalah jangan lupa sahur. Bagi lansia yang berpuasa, sahur sangat penting karena dengan sahur kecukupan gizi pengganti dapat terpenuhi. Konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, protein dari lauk pauk dan sayuran, untuk menghindari dehidrasi minum air putih yang cukup 8 gelas sehari,”jelas Aisyah Senin 18/4/22)

Selain itu lansia juga penting memilih makanan saat berbuka, dan dianjurkan tidak makan berlebihan, makanan berlebihan dapat menggangu pencernaan terutama makanan yang mengandung  lemak. Menu berbuka diisi makanan yang seimbang, konsumsi makanan utama, nasi, lauk, termasuk buah dan sayuran.

Hindari makan gorengan, makanan asin, makanan tinggi gula saat berbuka. Makanan tinggi gula dan berlemak dapat menyebabkan kelesuhan dan keletihan di esok harinya, selain itu dapat meningkatkan berat badan lansia. Sebaiknya lansia menghindari makanan yang mengandung garam karena dapat meningkatkan rasa haus saat berpuasa.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengontrol selalu kesehatan. Selama berpuasa sebaiknya lansia selalu mengontrol kesehatannya terutama, BB, TD, gula darah dan kolesterol.

“Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara mandiri, sehingga apabila terjadi perubahan TD,  gula darah dapat dilakukan tindakan secara preventif agar lansia dapat kembali melanjutkan puasa di hari berikutnya,”imbuhnya lagi.

Penting untuk minum air putih yang cukup. Kebutuhan air putih bagi tubuh sangat penting karena ketika kebutuhan cairan dalam tubuh tercukupi kita dapat terhindar dari dehidrasi saat berpuasa.

Kebutuhan konsumsi air putih bagi lansia adalah 8 gelas sehari. Selain air putih lansia dapat pula mendapatkan cairan dari kuah sayur, juice dan buah-buahan, namun air putih lebih dianjurkan untuk mengganti cairan yang hilang saat berpuasa.

Selain itu mengisi waktu luang dengan aktifitas ringan juga diperlukan. Aktifitas ringan sangat penting untuk lansia karena dengan beraktifitas sistem metabolisme dalam tubuh akan berjalan dengan baik, melatih keseimbangan tubuh, mencegah hipertensi, mengurangi resiko diabetes, terhindar dari keletihan, dan mencegah osteoporosis.

Saat berpuasa lansia cenderung memiliki waktu panjang menunggu waktu berbuka puasa, kegiatan aktifitas ringan dapat dilakukan oleh lansia diantaranya meningkatkan ibadah, sholat dan mengaji, mendengarkan murrotal, membantu kegiatan di dapur, berkebun, mengisi TTS, bermain puzzle. Tidur yang cukup tetap dibutuhkan selama 7-8 jam sehari.

Terakhir adalah olahraga ringan. Kurang lebih selama 12 jam tubuh tidak mendapatkan suplay makanan, olahraga tetap dibutuhkan lansia saat berpuasa agar tubuh tetap bugar, untuk itu lansia perlu melakukan olahraga ketika berpuasa.

“Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berolahraga ketika berpuasa yaitu lakukan olahraga setelah kegiatan berbuka, karena pada waktu tersebut tubuh sudah mendapatkan suplay makanan, atau 30 - 60 menit menjelang berbuka dan jenis olahraga yang dapat dipilih adalah olahraga dengan intensitas ringan,”tutupnya.