Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar

  • Beranda -
  • Artikel -
  • Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar
Gambar Artikel Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar
  • 14 Apr
  • 2022

Ilustrasi gambar (I-Stockphoto)

Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui Agar ASI Tetap Lancar

Islam memberikan keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa. Namun, bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa perlu memperhatikan beberapa hal seperti bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan.

“Karena jika masih asi eksklusif, sumber makanan bayi satu-satunya adalah asi yang dihasilkan ibu, yang dikhawatirkan jika berpuasa adalah produksi asi menurun dan mengesampingkan hak bayi untuk mendapatkan asi eksklusif,”jelas Ira Purnamsari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya.

Ira menjelaskan ibu yang akan berpuasa harus memastikan bahwa anak sudah MP-ASI dan nafsu makan bagus. Tidak sedang mengejar target BB anak atau tidak ada tumbuh kembang yang belum mencapai target minimal usia serta ibu dan anak dalam kondisi sehat tidak sedang menderita suatu penyakit.

Dalam keterangan tertulis Ira membagikan beberapa tips untuk ibu menyususi yang berpuasa agar asi tetap lancar.

“Pertama ibu harus memastikan kebutuhan cairan terpenuhi yakni dengan mengkonsumsi air mineral minimal 3 liter perhari. Makan 3 kali sehari, yakni saat sahur, saat berbuka puasa, dan malam setelah sholat tarawih,”ungkap Ira Kamis (14/4/22)

Menurut Ira ibu menyusui yang berpuasa wajib megkonsumsi makanan dengan gizi seimbang tidak cenderung 1 jenis pangan saja yang mengandung karbohidrat ,mengganti karbo simpel dengan karbo kompleks agar gula darah stabil dan tidak mudah lapar, seperti nasi putih diganti dengan nasi merah atau nasi coklat.

Protein  seperti telur, ikan, dan daging sedikit lemak, serat, vitamin dan mineral (sayur dan buah). Hindari makanan terlalu manis, tinggi lemak, makanan kemasan atau instan, dan minuman berkafein.

Di akhir keterangannya Ira juga menambahkan untuk membatalkan puasa jika muncul tanda dan gejala pada anak seperti  anak lebih rewel dari biasanya, pipis anak kurang dari 6 kali dalam sehari, anak tidak aktif terlihat lemas atau lesu, sembelit (BAB keras), BB anak turun atau tidak naik

“Jika kondisi ibu mengalami dehidrasi dengan gejala haus berlebihan, pusing, bibir kering dan pipis berkurang. Ibu mengalami hipoglikemia dengan gejala pusing, lemas, berkunang-kunang, sulit berkonsentrasi, pucat, keringat dingin, gemetar, jantung berdebar, hingga penurunan kesadaran puasa harus segera dibatalakan,”pungkasnya.