Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Stroke merupakan penyebab disabilitas atau kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Berhentinya ini karena adanya gangguan pembuluh darah otak yaitu gangguan peredaran darah otak non traumatik.
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menyebut stroke bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja, dan harus ditangani secara cepat dan tepat.
Menurutnya, adapun faktor-faktor risiko stroke yaitu hipertensi (sebagai faktor risiko utama), penyakit kardiovaskuler (gangguan jantung), kolesterol tinggi, obesitas, diabetes, merokok, konsumsi alkohol, dan penyalahgunaan obat.
Ira menjelaskan, tanda gejala stroke dapat dikenali dengan enam hal: pertama senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
Kedua, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba. Ketiga, bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung. Keempat kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh. Kelima rabun atau pandangan atau mata kabur terjadi tiba-tiba. Keenam sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, atau terjadinya gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi.
Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi.
“Periode emas adalah waktu yang sangat berharga untuk penanganan stroke yaitu kurang dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul tanda dan gejala sampai dilakukan penanganan stroke di rumah sakit,”jelas Ira Senin (2/1/23)
Ia menegaskan, penderita harus sudah tiba di rumah sakit kurang dari 2 jam, dan proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam. Bila terlambat penanganannya atau sudah lebih dari 4,5 jam, maka stroke akan menjadi parah bahkan berisiko kematian atau kecacatan permanen.
Dalam keterangan tertulis, Ira juga membagikan cara pencegahan stroke dengan perilaku cerdik.
Pertama, dengan cek kesehatan secara rutin. Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan untuk melakukan medical check up setahun sekali.
Kedua enyahkan asap rokok. Pembuluh darah koroner jantung yang terpapar asap rokok dapat mengakibatkan arterosklerosis yakni rusaknya sel endotel pembuluh darah yang mengakibatkan tumpukan kolesterol atau lemak mengeras dan menempel di pembuluh darah, sehingga aliran darah terganggu, tersumbat atau menyempit.
Ketiga, rajin aktivitas fisik. Aktivitas fisik dibagi menjadi dua yaitu aktivitas kehidupan sehari-hari dan aktivitas latihan/olahraga. Manfaat dari aktivitas fisik ini adalah menjaga berat badan ideal, mencegah penyakit jantung dan diabetes, serta meningkatkan fungsi jantung, paru-paru, dan otot.
Keempat diet seimbang. Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, dan mineral, juga membatasi konsumsi gula, membatasi konsumsi garam, dan membatasi makanan berlemak.
Kelima istirahat cukup. Usia 18-40 tahun dianjurkan untuk tidur 7-8 jam/hari. Jika kurang dari dari itu, maka mengakibatkan tingginya tekanan darah yang berisiko terhadap stroke dan penyakit jantung.
“Terakhir, kelola stres. Mengelola stres bisa dilakukan dengan cara membicarakan keluhan dengan orang terdekat, melakukan kegiatan sesuai minat, beribadah, berpikir positif, dan melakukan relaksasi,”pungkas Ira.
(0) Komentar