Ilustrasi gambar mahasiswa UM Surabaya (Dok: Humas)
Menjadi mahasiswa baru adalah transisi menuju kedewasaan yang sesungguhnya. Terlebih untuk mahasiswa yang awalnya dari desa dan merantau ke kota jauh dari orang tua, sehingga mahasiswa dituntut untuk mandiri mulai dari manajemen diri hingga mengelola finansial.
Dosen Ekonomi UM Surabaya Fatkur Huda menjelaskan menjadi anak kos harus pandai mengelola keuangan. Menurutnya jika tidak dikelola dengan baik bisa berdampak konsumsi mie instan tiap akhir bulan.
Menurut Fatkur pertama yang harus dilakukan adalah menentukan sumber keuangan. Sumber keuangan mahasiswa sebagian besar adalah support yang diberikan oleh orang tua. Artinya kebanyakan mahasiswa baru yang masuk dengan tidak melalui jalur beasiswa masih mengandalkan satu sumber pendanaan yaitu dari orang tua.
“Jika kondisi seperti ini mahasiswa harus mampu memanfaatkan sumber pemasukan tersebut dengan baik. Mulailah belajar untuk melakukan usaha atau bekerja sampingan yang tidak menyita waktu kuliah seperti freelance atau part time,”jelas Fatkur Senin (12/9/22)
Kedua, tentukan pos pengeluaran. Menentukan pos kebutuhan dalam setiap bulan agar dapat menentukan mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang nantinya hanya sebuah keinginan.
Misal kebutuhan utama yang harus dicatat sebagai pos pengeluaran adalah membayar kos, uang kuliah, uang makan, paket data, uang transportasi, kebutuhan perkuliahan seperti buku dan penggandaan materi.
Ketiga buatlah budget keuangan. Budget adalah strategi yang dapat diandalkan dalam mengatur keuangan. Dengan penganggaran tersebut, mahasiswa akan dapat mengetahui kemana saja uang yang dibelanjakan sekaligus dapat menganalisis kebutuhan yang membutuhkan pos besar, dan mengevaluasi pengeluaran yang dapat ditekan.
“Pemenuhan keseimbangan antara kebutuhan pendidikan dan hiburan tentu harus diperhatikan. Bahwa semua dapat dicapai dengan memperhatikan budget yang telah ditentukan agar tidak terjadi lost budget,”katanya lagi.
Keempat, buatlah pos tabungan. Menabung akan memberikan manfaat dikemudian hari, sebagai mahasiswa baru tentu prioritaskanlah kebutuhan. Sisakan dana yang dimiliki untuk menabung agar memiliki dana cadangan dikemudian hari. Menabung dengan konsisten akan menjadi ruang investasi kecil-kecilan yang dikemudian hari dapat digunakan sebagai support penyelesaian tugas kuliah sampai dengan lulus.
Kelima mengatur keinginan. Sebagai mahasiswa baru tentu akan banyak kebutuhan, tentu kebutuhan yang ingin dipenuhi harus dibuat berdasarkan urgensinya, jangan sampai membeli barang hanya berdasarkan keinginan tanpa mempertimbangkan aspek seberapa butuh dengan barang tersebut.
Misal yang sering terjadi adalah saat mahasiswa baru berada dari suatu daerah yang jauh dari perkotaan. Tentu perbedaan tentang gaya hidup khusunya tantang fashion akan menjadi faktor terbentuknya Social Cost (biaya untuk memenuhi gengsi yang terjadi dilingkungan sosial), maka hal tersebut jangan menjadi pemicu mahasiswa untuk menjadi shock culture.
(0) Komentar