Ilustrasi Stunting. (via 1000daysfund.org)
Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal mudah. Pasalnya, stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak di bawah usia dua tahun.
Diantara 5 juta kelahiran bayi setiap tahun, sebanyak 1,2 juta bayi lahir dengan kondisi stunting. Bayi terlahir dengan gizi kurang yang diukur melalui ukuran panjang tubuh tidak sampai 48 sentimeter dan berat badannya tidak sampai 2,5 kilogram.
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menjelaskan, beberapa penelitian mengatakan bahwa kondisi stunting disebabkan sejak proses kehamilan. Ibu hamil rentan mengalami kekurangan nutrisi dikarenakan kebutuhannya meningkat selama kehamilan.
“Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan HB (hemoglobin), tidak mengkonsumsi asam folat serta tablet tambah darah mengakibatkan ibu hamil berisiko melahirkan bayi stunting,”papar Ira Rabu (11/5/22)
Ira juga menjelaskan beberapa bayi yang terlahir normal yakni panjang badan lebih dari 48 sentimeter dan berat badan lebih dari 2,5 kilogram juga berisiko mengalami stunting. Bayi tumbuh dengan kekurangan asupan gizi sehingga menjadi penyebab stunting.
“Kurangnya pengetahuan ibu tentang stunting, tidak mendapatkan ASI dengan baik, ketidaktahuan tentang pemberian makanan pendamping ASI pada balita, adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan, serta pola asuh yang kurang tepat menyebabkan balita mengalami stunting,”imbuhnya lagi.
Lebih lanjut lagi Ira membagikan beberapa cara pencegahan stunting yakni dengan pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Rutin melakukan pemeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan bertujuan untuk memastikan kesehatan ibu, juga untuk memantau kondisi dan tumbuh kembang janin.
Ia menambahkan ibu hamil harus rutin mengkonsumsi asam folat. Asam folat sangat penting untuk dikonsumsi selama kehamilan karena dapat membantu mencegah cacat lahir pada otak dan saraf bayi. Jumlah asupan asam folat yang direkomendasikan untuk ibu hamil adalah sekitar 600 mikrogram (mcg) setiap harinya.
“Ibu hamil dapat memenuhi asupan asam folat dengan mengkonsumsi telur, hati sapi, kacang-kacangan seperti kacang merah, sayur-sayuran seperti bayam dan brokoli, serta buah-buahan seperti alpukat dan papaya. Atau bisa mengkonsumsi suplemen kehamilan yang mengandung asam folat.”jelasnya.
Semenatra hal lain yang harus dilakukan adalah ibu hamil harus rutin mengkonsumsi zat besi. Zat besi dibutuhkan dalam memproduksi hemoglobin yakni protein dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pembagi oksien ke seluruh tubuh. Jika hemoglobin pada ibu hamil turun, maka berisiko mengalami anemia.
“Memberikan ASI eksklusif juga sangat penting karena ASI mengandung nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang anak, seperti karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Sistem kekebalan tubuh bayi yang mengkonsumsi ASI lebih kuat, dan memiliki peran penting bagi kecerdasan otak bayi. ASI esklusif diberikan 6 bulan pertama kehidupan,”paparnya.
Ira menegaskan pemberian MPASI tinggi nutrisi, juga penting dilakukan. MPASI berguna untuk mencukupi kebutuhan gizi serta sebagai sumber energi utama. Selain mengembangkan kemampuan bayi untuk makan, kandungan gizi pada MPASI dapat meingkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga membantu melawan infeksi bakteri maupun virus.
“Orang tua secara konsisten penting memantau tumbuh kembang anak, terutama tinggi badan dan berat badan. Membawa anak ke posyandu terdekat secara berkala, tidak lupa pemberian imunisasi secara lengkap,”tandasnya.
(0) Komentar