Ilustrasi gambar (Shutterstock)
Menjelang akhir tahun, banyak pelaku usaha mulai menjual barang atau produk yang belum laku, penjualan ini biasanya dilakukan pada toko online hingga offline dengan skema tawaran diskon besar-besaran.
Namun, bagi seseorang yang ingin belanja online di akhir tahun, maka sebaiknya harus waspada dan tidak mudah tergiur dengan tawaran diskon besar-besaran.
Fatkur Huda Dosen Ekonomi UM Surabaya menyebut diskon dan promo akhir tahun sering membuat seseorang terbuai dan ingin segera berbelanja tanpa berpikir panjang. Dalam keterangan tertulis Fatkur membagikan sejumlah tips belanja akhir tahun agar kantong tetap aman.
Menurut Fatkur, pertama adalah evaluasi kebutuhan. Ia menyebut akhir tahun seharusnya menjadi momen tersendiri untuk melakukan evaluasi diri dan tidak menutup kemungkinan untuk evaluasi anggaran keuangan
Ia menyebut, untuk mencapai kebutuhan, ada baiknya memulai dengan mengerucutkan poin-poin penting terkait hal tersebut, seperti besaran nominal yang kita inginkan di rekening bank, bagaimana menyesuaikan gaya hidup, dan di usia berapa hal tersebut harus terwujudkan.
“Evaluasi ini menjadi bagian penting untuk merencanakan kebutuhan di tahun yang akan datang,”ujar Fatkur Kamis (15/12/22)
Kedua, buatlah daftar belanja barang. Momen akhir tahun menjadi agenda penting bagi setiap outlate baik yang online maupun outlate offline untuk memberikan promo besar kepada para konsumen. Namun jangan lantas menjadi konsumen yang kalap akan promo-promo.
Rencanakan dengan membuat daftar belanja saat momen tersebut datang. Letakkan kebutuhan barang yang berkaitan dengan kebutuhan di posisi paling atas untuk menghindari pembelian barang yang kurang bermanfaat dan dapat merugikan di kemudian hari.
Ketiga, atur budget belanja. Setelah seseorang membuat daftar belanja, langkah selanjutnya adalah menentukan budget yang disiapkan. Karena momen diskon ini selalu datang di akhir tahun, sehingga seseorang sudah harus memiliki batasan alokasi anggran untuk belanja barang.
Keempat, croscek harga normal barang. Seringkali seseorang terjebak dengan promo yang terpasang dengan bandrol prosentase yang cukup menggiurkan baik di marketplace maupun di gerai offline.
Menurutnya, itu adalah cara promosi yang memang dilakukan untuk mengikat kosumen. Maka perlu croscek lebih dulu harga normal dari barang yang sedang ditawarkan dengan promo tersebut. Hal ini untuk menghindari jebakan pada mark up harga normal.
Kelima, belanja barang bernilai investasi. Dengan adanya kemungkinan inflasi, uang yang dimiliki saat ini tidak akan sama nilainya dalam lima tahun ke depan. Namun jika uang tersebut diinvestasikan, nilai dan nominalnya pun akan terus bertambah. Apalagi saat ini ada banyak pilihan untuk berinvestasi, mulai dari saham, reksadana, emas, properti, dan sebagainya.
“Kita hanya perlu mempelajarinya lebih lanjut dan memilih instrumen investasi yang paling kita kuasai sehingga kita tidak terjebak belanja barang yang tidak bernilai investasi dikemudian hari,”pungkas Fatkur.
(0) Komentar