Ilustrasi gambar mahasiswa UM Surabaya (Dok: Humas)
Ketika berada pada lingkungan baru, tentu saja seseorang perlu beradaptasi. Termasuk ketika menjadi mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi. Suasana, regulasi, pola kebiasaan, dan sistem pembelajaran tentu memiliki perbedaan dari lingkungan sekolah menengah yang merupakan jenjang sebelumnya.
Bagi seorang mahasiswa yang sukar beradaptasi, tentu ini akan menjadi kendala dalam menjalani aktivitas perkuliahan. Banyak mahasiswa keteteran atau bahkan krisis motivasi, ketika ia tidak berhasil melakukan adaptasi.
Holy Ichda Wahyuni Dosen PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya membagikan tips agar mahasiswa baru mudah beradaptasi di lingkungan kampus.
Menurut Holy, hal pertama yang perlu dilakukan bagi seorang mahasiswa baru sejak ia memutuskan memilih program studi, ia harus dalam kondisi hati yang mantap. Murni bahwa program studi yang dipilih adalah pilihannya sendiri bukan karena ikut-ikutan, sesuai dengan passion dan menyukai bidang ilmu tersebut.
“Ini sangat penting, agar dalam menjalani perkuliahan, mahasiswa merasa senang dan menjadi salah satu faktor terbangunnya motivasi belajar,”jelas Holy Senin (15/8/22)
Kedua, ketika memasuki masa orientasi mahasiswa baru, seorang mahasiswa perlu untuk memahami segala aturan atau regulasi kampus, peta kampus, terutama letak biro-biro atau lembaga pelayanan penting yang kerap berkaitan dengan perkuliahan mahasiswa.
Selain menyimak penjelasan selama masa orientasi, untuk mengetahui regulasi dan tata letak pusat pelayanan kampus, mahasiswa juga dapat melakukannya dengan cara mengunjungi situs resmi/website kampus untuk mengunduh dokumen-dokumen penting seperti buku pedoman akademik. Dari buku pedoman akademik inilah mahasiswa mendapat banyak info terkait kurikulum di program studi pilihannya, seperti info sks, pilihan mata kuliah, dan lain sebagainya.
Ketiga adalah adaptasi pembiasaan diri membaca artikel dalam jurnal-jurnal ilmiah. Ini sangat penting, karena setiap mata kuliah di perguruan tinggi ditunjang dengan referensi yang kaya agar dapat dicerna oleh mahasiswa secara komprehensif.
“Pembiasaan diri membaca jurnal juga dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa menemukan ide penelitian untuk bahan tugas akhir. Ini sering dianggap menjadi sesuatu yang terlalu dini jika dilakukan di awal, padahal justru memang harus dilakukan sejak dini,”imbuhnya lagi.
Menurut Holy, di awal perkuliahan, mahasiswa baru juga bisa melakukan pendekatan secara personal dengan kakak tingkat sehingga bisa menggali berbagai informasi yang dibutuhkan. Termasuk yang tidak ketinggalan adalah tentang unit kegiatan mahasiswa, atau organisasi intern kampus. Sehingga selain berkuliah, mahasiswa juga bisa meningkatkan kapasitas diri melalui pengalaman dalam berorganisasi.
Dalam organisasi mahasiswa akan bertemu dengan banyak teman baru yang sefrekuensi, sehingga bisa memperluas jaringan/circle pertemanan.
“Sebab, berkuliah itu, bukan hanya tentang aktivitas di kelas, dengan materi yang dibatasi sks, tetapi selama kuliah, mahasiswa seyogyanya banyak menempa diri untuk bisa menghadapi berbagai permasalahan, pengalaman baru yang positif, yang itu sangat mempengaruhi pribadi mahasiswa dan performanya.”tegasnya lagi.
Lebih lanjut lagi, Holy menegaskan kepada mahasiswa baru, sejak seseorang memutuskan untuk melakukan adaptasi dengan berkuliah sambal berorganisasi, ia juga harus siap dengan adaptasi lanjutan. Adaptasi lanjutan ini adalah tentang pembelajaran manajemen waktu.
“Saat perilaku adaptif mahasiswa telah diasah melalui manajemen waktu yang baik dalam perkuliahan meskipun dengan side activity, maka di sini mahasiswa juga telah belajar beradaptasi menghadapi berbagai situasi dalam kehidupannya,”tutup Holy.
(0) Komentar